SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Hari ini, tanggal 24 April 2020 Gerakan Pemuda Ansor genap berusia 86 tahun. Badan Otonom Nahdlatul Ulama di bidang kepemudaan ini mempunyai sejarah panjang dan telah melahirkan banyak tokoh, baik eksekutif maupun legislatif.
Satu di antaranya adalah Chusainuddin, anggota DPRD Jatim. Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) ini bahkan pernah menjadi anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Bahkan Kemudian ia didapuk menjadi Komandan Banser yang merupakan kader inti Ansor.
Baca Juga: Reses, Ketua DPRD Jatim Serap Aspirasi Masyarakat di Griya Bakti Prapen Indah
"Sekitar tahun 1998 saya didaulat memimpin Banser se-Kabupaten Tulungagung. Saat itu jumlah anggota Banser di Tulungagung mencapai 5.500 personil," kenang pria yang akrab disapa Mas Udin itu, Jumat (24/4).
Bendahara DPW PKB Jatim ini mengisahkan di masa orde baru NU dan banom-banom dipinggirkan oleh penguasa. Saat itu penguasa dan aparat masih sangat represif. Karena itu, pemuda NU takut menggunakan atribut Ansor dan Banser.
Chusainuddin mengaku awal dirinya masuk Banser karena perintah KH. Abdul Jalil Mustaqim, pengasuh Pondok Pesantren Pesulukan Thariqoh Agung (Peta) Tulungagung. Ketika itu ia dan seluruh santri Peta diperintahkan masuk Ansor.
Baca Juga: Ketua DPRD Jatim Pimpin Upacara Hari Pahlawan 2024 di TMP Sepuluh Nopember 1945
"Saat itu semua santri Peta yang jumlahnya ribuan bergabung di GP Ansor, termasuk saya. Tapi saat awal kita masih menggunakan nama ANO yaitu Anak Nahdlatul Ulama untuk menghindari represif penguasa," ujar pria berkaca mata ini.
Chusainuddin mengaku banyak bekal yang ia dapatkan saat aktif sebagai Banser di GP Ansor Tulungagung. Baik bekal fisik, mental maupun wawasan berorganisasi. Semua itu landasannya ikhlas dan tawadhu pada kiai.
Pria asal kelurahan Botoran, Tulungagung ini mengaku pernah nekat meninggalkan istrinya untuk mengikuti diklat Banser selama seminggu. Padahal saat itu, istrinya baru saja sebulan melahirkan putri pertama.
Baca Juga: Napak Tilas Jejak Santri, Ratusan Banser di Jombang Kirab Merah Putih 300 Meter
"Saya di Ansor seangkatan dengan Kasatkornas Banser Almarhum Ir. Alfa Isnaeni dan Prof Akhyak, guru besar IAIN Tulungagung. Kita semua modalnya ikhlas dan patuh kiai. Atribut, seragam, pelatihan semua pakai uang sendiri," tutur suami Yuli Nadhifah Triswati, anggota DPRD Tulungagung tersebut. (mdr/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News