SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemkot Surabaya mendapatkan bantuan alat PCR dari Badan Intelijen Negara (BIN), sehingga nantinya bisa membuat laboratorium sendiri dan bisa melakukan tes swab mandiri.
Hal itu dilakukan mengingat mobil laboratorium dari BNPB dan BIN yang beberapa hari ini melakukan rapid test dan swab test, tak bisa selamanya berada di Surabaya. Mobil tersebut harus keliling ke daerah lainnya di Jawa Timur, bahkan di Indonesia.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
Sementara ini, pemkot meminjam ruangan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya untuk meletakkan alat PCR itu dan membuat laboratorium.
Bahkan, sejak Rabu (3/6/2020) kemarin, Pemkot Surabaya sudah mulai mengoperasikan laboratorium tersebut untuk melakukan swab test. Sudah ada ratusan sampel yang dikirimkan ke BBTKLPP tersebut untuk dilakukan swab test.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan bahwa selain menggunakan mobil laboratorium PCR milik BNPB dan BIN, pemkot juga mulai mengoperasikan lab untuk swab test. Hal ini diperlukan untuk mempercepat keluarnya hasil swab test tersebut.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
“Kita pinjam ruangan dulu. Alhamdulillah laboratorium sudah bisa kita gunakan. Sambil menunggu Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) kita jadi,” kata Risma, Kamis (4/6/2020).
Menurutnya, laboratorium tersebut memang harus secepat mungkin dioperasikan, terlebih alat-alat tersebut sudah siap dioperasikan. Tentunya, melalui cara ini akan mempercepat pemeriksaan sampel yang akan dites swab. “Saya memang ingin secepatnya dioperasikan, supaya kehidupan warga kembali normal,” tegasnya.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M. Fikser mengatakan, pihaknya sudah bertemu dan berkoordinasi dengan Kepala BBTKLPP, Rosidi Roslan. Ia pun menyanggupi untuk membantu Pemkot Surabaya.
“Saya sudah ketemu dengan Kepala BBPTLPP. Beliau mengatakan bahwa sehari bisa 1.000 sampel. Namun, karena ini masih baru, tidak bisa langsung segitu. Pelan-pelanlah ya, sambil proses untuk mencapai itu,” kata M. Fikser.
Sebelum laboratorium PCR ini digunakan, Fikser memastikan bahwa terlebih dahulu melakukan uji validasi selama dua hari. Tujuannya untuk memastikan hasil dari pemeriksaan ini benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Kepala Kominfo Kota Surabaya ini juga menjelaskan, mekanisme dan hasil pemeriksaan di lab PCR yang baru dioperasikan itu tidak jauh berbeda dengan bantuan mobil laboratorium dari BIN. Pasalnya, untuk hasil esktraksi membutuhkan waktu selama 45 menit dan hasil pemeriksaan PCR-nya membutuhkan waktu 2-4 jam setiap sampelnya. “Baru setelah itu hasil keluar. Apakah pasien itu negatif atau positif,” jelasnya.
Di samping itu, Fikser juga menambahkan bahwa Pemkot Surabaya sudah membagikan alat Virus Transport Media (VTM) kepada beberapa rumah sakit. Fungsinya, sebagai alat pengambilan cairan dari kerongkongan dan hidung. “Nanti juga akan dilampirkan surat dari kami berisi permohonan untuk diperiksa di lab tersebut,” tambanya.
Demi membantu kinerja di BBTKLPP, Fikser memastikan sudah mengirimkan lima petugas Pemkot Surabaya ke lab tersebut, sehingga dia berharap proses pemeriksaan sampel di lab tersebut bisa semakin cepat. (ian/zar)
Baca Juga: Hearing Lanjutan soal RHU dan Efek Pengendara Mabuk, DPRD Surabaya Soroti SOP, Perizinan, dan Pajak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News