Anis Matta Menolak Disebut ‘Gugur di Jalan Dakwah’ karena Hengkang dari PKS

Anis Matta Menolak Disebut ‘Gugur di Jalan Dakwah’ karena Hengkang dari PKS Anis Matta. foto: ist/ bangsaonline.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Pada Kamis (10/9/2020) lalu, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menjadi narasumber di acara Ngeshare (Ngaji Syar'ie) bareng Ustadz Fahmi Salim.

Di ujung acara, Ustadz Fahmi Salim menanyakan pertanyaan tentang sebutan 'Yang Berguguran di Jalan Dakwah', yang kerap ditujukan kepada mantan Presiden dan para koleganya, karena sudah hengkang dari Partai Dakwah Partai Keadilan Sejahtera ().

Baca Juga: Bersama Ketua DPW PKS Jatim, Mas Dhito Panen Melon di Greenhouse Kandat

"Bagaimana pak Anis jika disebut orang yang berguguran di jalan ?," tanya Ustadz Fahmi Salim.

menjawab,"Saya tidak pernah men-sakralkan lembaga. Saya dulu bergabung dengan semata-mata karena Cita-cita. Cita-cita yang sama juga yang membuat saya mendirikan Partai Gelora, ketika saya merasa bahwa di tempat yang lama cita-cita ini, tidak bisa kita wujudkan."

Menurut dia, tidak boleh menyakralkan lembaga, apalagi organisasi politik dengan cara membatasi perbedaan pendapat dalam perjuangan. Sebab, organisasi tersebut adalah sarana untuk mencapai tujuan, meskipun cara yang dilakukan berbeda-beda.

Baca Juga: Ketua DPW PKS Jatim Roadshow Pemenangan Khofifah-Emil di Mataraman

"Sebenarnya kita ada jebakan besar bagi kaum Islamis (Harakah Islam) yaitu Sakralisasi Lembaga atau taqdisul wasail (meng-qudus-kan sarana). Janganlah kita mengubah apa yang merupakan sarana (lembaga/organisasi/partai) menjadi tujuan. Itu tidak boleh," kata Anis Matta dalam keterangan tertulisnya yang dikirim ke BANGSAONLINE.COM, Sabtu (12/9/2020).

menilai, perbedaan pendapat dalam sarana perjuangan adalah hal yang wajar dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan jika melihat-lihat sejarah, maka perbedaan pendapat juga terjadi di masa Khulafaur Rasyidin.

Tetapi perbedaan pendapat yang terjadi di , tidak se-dahsyat yang terjadi di masa Khulafaur Rasyidin yang melahirkan serangkaian perang.

Baca Juga: Bersama DPD PKS Pamekasan, Pasangan Tauhid Serap Keluhan Pedagang

"Kalau kita kan lebih kecil dari situ. Jadi, sebenarnya saya tidak terganggu dengan istilah-istilah 'Yang Berguguran di Jalan Dakwah', karena itu penempatan yang salah," katanya.

menegaskan, mensakralkan sarana perjuangan adalah bahaya besar bagi umat Islam dalam mencapai tujuan bernegara.

"Dan salah satu yang perlu saya garis-bawahi tebal adalah: mensakralkan sarana adalah bahaya besar yang mengancam kaum Islamis. Pada dasarnya yang lebih penting bagi kita, adalah pertanggungjawaban pribadi kita kepada Allah SWT," katanya.

Baca Juga: Dinilai Unggul saat Debat Pertama Pilgub Jatim 2024, Ketua DWP PKS Jatim Ucapkan Selamat ke Khofifah

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia menegaskan, Indonesia sebagai bangsa saat ini sedang menghadapi masalah besar krisis berlarut akibat pandemi Covid-19.

Sehingga tidak perlu berpikir untuk mensakralkan lembaga atau organisasi. Sebaliknya, justru harus berpikir bagaimana mencari solusi atau jalan keluar dari krisis berlarut saat ini.

"Kita ini sedang menghadapi masalah besar, jangan dihadapi dengan otak kecil," sindir . (tim)

Baca Juga: Khofifah Apresiasi Gerakan Jurkam Emak-emak yang Diinisiasi Ketua DPW PKS Jatim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO