SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Taushiah Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH. Marzuki Mustamar, saat menuntun ikrar tiga muallaf bersyahadat di Masjid Al-Akbar Surabaya, Jumat (25/9/2020) lalu viral.
Ikrar pembacaan syahadat tiga muallaf itu berlangsung usai salat Jumat dan disaksikan sebagian para jamaah salat Jumat yang belum pulang. Kiai Marzuki Mustamar memang kebetulan jadi khotib Jumat di Masjid Nasional yang didirikan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 10 Nopember 2000 itu.
Baca Juga: Luar Biasa! WN Inggris dan Pemuda asal NTT Ikrar Syahadat di Masjid Al Akbar Surabaya
Seperti diberitakan bangsaonline.com, Jumat, 25 September 2020 18:48 WIB, tiga muallaf yang masuk Islam itu adalah Aditya Bagus Marendra, Shanty Setio Rini, dan Yulius Kristiawan. Aditya Bagus Marendra semula beragama Kristen Katolik. Ia kelahiran Surabaya 3 Oktber 1974.
Begitu juga Shanty Setio Rini. Ia semula juga beragama Kristen. Ia lahir di Madiun pada 10 Mei 1996.
Lalu Yulius Kristiawan, asal Lumajang kelahiran 21 april 1977. Ia semula juga beragama Kristen. Namun kemudian merasa menemukan kebenaran dalam Islam.
Baca Juga: Tertarik Ajaran Islam Sejak SMP, Wanita ini Ikrar Syahadat di Usia 25 Tahun di Masjid Al Akbar
Sebenarnya ada satu muallaf lagi bernama Jason Lawrenno M. Tapi pria kelahiran Surabaya, 24 juli 1993, yang juga beragama Kristen itu terlambat datang.
Saat memberi pemantapan iman kepada tiga muallaf itulah, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rosyad Gasek Malang Jawa Timur itu secara tegas menyatakan, bahwa manusia harus menyembah Tuhan. “Kalau bukan Tuhan jangan disembah,” kata Kiai Marzuki Mustamar.
Lalu Tuhan itu apa? “Tuhan itu adalah Maha Segala-galanya. Kalau gak Maha, bukan Tuhan. (Tuhan itu) Maha Pencipta, Maha Kuasa, Maha Menghendaki, Maha Kasih Sayang, Maha Memiliki, dan lain sebagainya,” katanya.
Baca Juga: Masjid Al-Akbar Terima Dua Orang Berikrar Syahadat, KH Syarifuddin: Hijrah Harus Sungguh-Sungguh
Lalu, “Apa Isa itu Tuhan? Apa Isa itu Pencipta?,” kata Kiai Marzuki Mustamar dalam video channel youtube BANGSAONLINE TV berjudul: Tiga Muallaf Bersyahadat, Ketua PWNU Jatim Buktikan Nabi Isa Bukan Tuhan.
(KH Marzuki Mustamar saat menuntun baca dua kalimat syahdat Shanty Setio Rini,s alah satu muallaf yang masuk Islam, Jumat (25/9/2020). foto: bangsaonline.com)
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
Secara tegas Kiai Marzuki Mustamar menjawab: Nabi Isa bukan Tuhan. Menurut dia, Nabi Isa bukan pencipta. Buktinya, sebelum Nabi Isa lahir, jagat ini sudah ada. Berarti jagat bukan ciptaan Nabi Isa. Berarti Nabi Isa bukan maha kuasa. Ini berarti Nabi Isa bukan Tuhan.
Karena itu ia minta – terutama kepada tiga muallaf itu – tidak menyembah Nabi Isa. Juga tidak boleh menyembah Nabi-Nabi yang lain. “Menyembah para Nabi itu haram!” kata Kiai Marzuki Mustamar.
Tapi Nabi Isa kan lahir tidak alamiah, dari seorang ibu (Siti Maryam) tanpa ayah? Bukankah Nabi Isa punya banyak mukjizat? Apa itu bukan luar biasa?
Baca Juga: Naja Hudia Beberkan Metode Hafal 30 Juz Alquran dalam 10 Bulan
Menurut Kiai Marzuki Mustamar, nabi-nabi lain juga banyak yang lahir tidak alamiah atau lahir di luar kebiasaan. Nabi lain juga banyak yang diberi mukjizat oleh Allah SWT.
Kiai Marzuki Mustamar memberi contoh Nabi Adam. Menurut dia, wujud Nabi Adam dicipta tanpa ayah dan ibu. “Kalau Isa dianggap anak Tuhan karena lahir lewat ibu tanpa bapak. Kenapa tidak menyembah Nabi Adam yng dicipta tanpa bapak dan ibu,” tanya Kiai Marzuki Mustamar.
Baca Juga: Yakini Kebenaran Islam, Dua Pemuda Resmi Mualaf dengan Bersyahadat di Masjid Al-Akbar Surabaya
Kiai Marzuki Mustamar juga menjelaskan bahwa ada juga manusia yang dicipta tanpa ibu. Siapa? Siti Hawa, istri Nabi Adam.
Menurut Kiai Marzuki Mustamar, peristiwa penciptaan manusia melalui berbagai proses itu menunjukkan bahwa Allah SWT Maha Kuasa. Artinya, dengan cara apa saja Allah SWT bisa mencipta manusia. Ada yang lahir melalui proses pernikahan ayah-ibu seperti umumnya manusia yang lahir alamiah.
"Yaitu kita ini," katanya.
Baca Juga: Pertemuan AIAT se-Indonesia di IAIN Kediri: Dorong Pengarusutamaan Riset Berbasis Surah
Namun ada juga manusia yang lahir atau dicipta hanya melalui ibu, tanpa ayah, yaitu Nabi Isa. Lalu ada yang dicipta atau lahir tanpa ibu yaitu Siti Hawa. Namun ada juga yang lahir atau dicipta tanpa ayah dan ibu, yaitu Nabi Adam.
Kiai Marzuki Mustamar lalu menjelaskan soal mukjizat para Nabi. Menurut dia, Nabi Isa memang bisa menghidupkan orang mati dan juga bisa mengobati orang buta bisa melihat. Juga bisa mengobati orang berkulit belang jadi mulus.
Tapi Nabi Ibrahim, tegas Kiai Marzuki Mustamar, juga diberi mukjizat menghidupkan orang mati. “Burung yang dipotong-potong bisa dihidupkan kembali oleh Nabi Ibrahim,” kata Kiai Marzuki Mustamar.
Baca Juga: Sah, Gus Kikin Terpilih jadi Ketua PWNU Jatim dengan Dukungan 88 Persen
Begitu juga mukjizat Nabi Musa. “Dengan tongkat, Nabi Musa bisa membelah air laut,” katanya.
Menurut Kiai Marzuki Mustamar, mukjizat itu diberikan kepada para nabi agar mereka bisa menunjukkan kekuasaan Tuhan kepada orang kafir, bukan agar mereka disembah.
Kiai Marzuki juga menunjukkan tentang keaslian al-Quran sebagai kitab suci umat Islam. Menurut dia, keaslian al-Quran selalu terjamin. Karena, selain jutaan umat Islam hafal al-Quran juga naskah asli al-Quran yang kali pertama dibukukan hingga sekarang tersimpaan di museum di Arab Saudi.
Beda dengan Kitab Taurat dan Injil. Menurut dia, Injil yang asli adalah bahasa Ibrani. Sekarang bahasa Ibrani sudah punah. Sehingga semua Injil yang ada sekarang adalah terjemahan. Padahal, kata Kiai Marzuki Mustamar, terjamahan itu tak bisa menjelaskan seratus persen kitab aslinya.
“Saya ini dosen terjemah,” kata Kiai Marzuki Mustamar.
Kiai Marzuki Mustamar juga menjelaskan, kenapa Al-Quran gampang dihafal, sedang kitab suci lain - termasuk Injil - tak ada yang hafal. Padahal al-Quran sangat tebal. Terdiri dari 30 juz.
Yang menarik, Kiai Marzuki Mustamar mengaku didatangi seorang pendeta yang masih bertetangga di Malang. Menurut Kiai Marzuki Mustamar, pendeta itu mengaku hafal al-Quran 15 juz. "Tapi ketika saya tanya, apakah sampean hafal Injil, ia tak hafal," kata Kiai Marzuki Mustamar.
Nah, kenapa pendeta itu hafal al-Quran tapi tidak hafal Injil, kitabnya sendiri? Silakan tonton penjelasan lengkap Kiai Marzuki Mustamar di channel youtube BANGSAONLINE TV atau BANGSA TV. Klik saja Video: Tiga Muallaf Bersyahadat, Ketua PWNU Jatim Buktikan Nabi Isa Bukan Tuhan. (MMA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News