SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Seiring dengan berkembangnya pilihan makan yang tersedia, asupan gizi, serta tren usia menarche anak yang semakin dini, tentunya topik pembicaraan tentang edukasi menstruasi menjadi salah satu hal yang penting untuk dibahas. Namun di Indonesia, topik tersebut masih dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Bahkan, 63 persen anak tidak membicarakan menstruasi kepada orang tuanya. Padahal, menstruasi adalah sebuah proses yang dapat menyebabkan berbagai macam perubahan fisik dan psikis yang penting untuk diedukasikan.
Baca Juga: Benarkah Gangguan Haid dan Obesitas Bisa Picu PCOS? Ini Penjelasannya
Melihat kondisi yang terjadi serta memahami segala permasalahan yang dialami oleh perempuan Indonesia yang berkaitan dengan menstruasi sekaligus merayakan Hari Kesehatan Nasional, PT Uni-Charm Indonesia Tbk., berinisiatif menghadirkan microsite edukasi tentang menstruasi untuk anak.
Junior Brand Manager PT Uni-Charm Indonesia Tbk., Clara Agatha mengatakan bahwa selain mengedukasi, kehadiran microsite ini juga bertujuan untuk meningkatkan literasi tentang menstruasi di Indonesia. Pihaknya memiliki tanggung jawab meningkatkan literasi, karena masyarakat masih kurang terhadap literasi.
"Jadi dengan adanya microsite masyarakat bisa tahu dengan baik. Sehingga tidak salah pemahaman terkait menstruasi. Untuk fitur tanya jawab sementara ini bisa dengan mengisi form terlebih dahulu dan kami usahakan untuk menjawab," ujar Clara Agatha saat press conference virtual, Kamis (12/11/2020).
Baca Juga: Simak 5 Cara Mempercepat Haid secara Alami
Sementara itu, Psikolog Anak, Devi Sani, M. Psi., menegaskan bahwa dalam studi pada negara berkembang, menstruasi pertama pada anak gadis menunjukkan banyak ketidaktahuan di negara berkembang. Mereka merasa malu, bingung, takut, karena tidak mampu menyelesaikan menstruasi pertama.
Menurutnya, jika ditanya seberapa besar edukasi yang harus dilakukan, tentunya butuh proses sehingga anak gadis bisa menerima edukasi tersebut. "Tapi sekarang sudah agak terbuka. Tergantung pemilihan kata-kata kita juga dalam memberikan edukasi," cetusnya.
"Kita harus cek diri kita sendiri. Karena masih menganggap penyakit, memalukan. Kita cek dahulu sebagai pendidik, bagaimana pandangan tentang menstruasi. Beri hal-hal yang positif, seperti bagaimana tetap bisa melakukan kegiatan. Dan eksplorasi alat yang dibutuhkan saat menstruasi juga penting. Juga platform informasi seperti microsite," jelasnya.
Baca Juga: Cara Mengatasi Pusing Saat Haid
"Sementara pemberian edukasi terkait hal tersebut, sebaiknya dimulai pada usia 8 tahun," tukasnya. (diy/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News