Unggul sebagai Kota Transit Perdagangan, Ning Ita Gali Kebijakan Pemkot Sorong

Unggul sebagai Kota Transit Perdagangan, Ning Ita Gali Kebijakan Pemkot Sorong Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama Wakil Wali Kota Mojokerto Achmad Rizal Zakaria, dalam kunjungan kerja ke Kota Sorong, Papua, Kamis (19/11/2020).

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Roda perekonomian di Kota Sorong yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan pada masa pandemi Covid-19, menjadi salah satu contoh daerah di Indonesia yang mampu bertahan di tengah situasi wabah. Sebagai pusat perdagangan di Provinsi Barat, Kota Sorong cukup ketat dalam melakukan pembatasan pengunjung. 

Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Wali Kota Sorong Pahimah Iskandar saat menerima kedatangan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama Wakil Wali Kota Mojokerto Achmad Rizal Zakaria, dalam kunjungan kerja, Kamis (19/11/2020).

Baca Juga: Dewan Pengupahan Kota Mojokerto Rumuskan Kenaikan UMK 2025

"Ekonomi Kota Sorong, selama ini tidak terkontraksi Covid-19. Karena, Kota Sorong tidak pernah menutup akses masuk dan keluar dari pelabuhan dan airport. Yang mana dua akses tersebut, merupakan jalur utama dalam pendistribusian perdagangan. Hanya saja, kami sangat ketat dalam membatasi orang saat masuk, baik dari jalur pelabuhan dan airport. Semua yang datang wajib menjalani rapid test dan swab," kata Wawali Sorong Pahimah Iskandar.

Kota Sorong telah ditetapkan dalam tata ruang wilayah nasional oleh pemerintah pusat sebagai Kawasan Strategis Nasional. Di mana, letak Kota Sorong yang sangat strategis, baik dari laut maupun udara, menjadikan kawasan ini sebagai gerbang utama saat masuk ke Tanah . Oleh karena itu, pendistribusian barang maupun kedatangan wisatawan, semuanya akan singgah terlebih dahulu melalui Kota Sorong.

"Kota Sorong ini memiliki Bandara Domine Eduard Osok (DEO), yang merupakan bandara termegah di Tanah . Selain itu, pelabuhan tol laut yang terus dikembangkan, menjadi pelabuhan yang strategis untuk pertumbuhan ekonomi daerah. Kendati Kota Sorong merupakan pusat perdagangan bagi beberapa daerah dan sempat mengalami perlambatan, namun tiga bulan ini justru mengalami deflasi. Tapi pertumbuhan ekonominya masih bagus," kata Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari.

Baca Juga: Kembali Tinjau Lokasi Banjir, Pj Wali Kota Mojokerto Dengarkan Keluhan dan Beri Bantuan

Sedikit berbeda dengan Kota Mojokerto, lanjut Ning Ita-sapaan akrab Ika Puspitasari, Mojokerto merupakan daerah penyangga dari Ibu Kota Provinsi Jatim pada sektor perdagangan. Namun, pada saat kondisi pandemi berlangsung, Kota Mojokerto sempat menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang secara tidak langsung berdampak pada penurunan ekonomi di masyarakat.

"Kota Sorong dengan Kota Mojokerto, memiliki kemiripan pada sektor perdagangan. Yakni, sama-sama menjadi pusat perdagangan bagi daerah lainnya. Namun, ada aturan yang dimiliki Pemerintah Kota Sorong dalam masa pandemi berlangsung, sehingga roda perekonomian mereka masih tetap stabil. Untuk itu, kami ingin menambah informasi bagaimana Kota Sorong dapat bertahan, bahkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya di situasi Covid-19," jelas wali kota perempuan pertama di Mojokerto ini.

Seperti yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada rapat terbatas secara daring dengan para pimpinan daerah beberapa waktu lalu, bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Sorong telah mencapai 9,6 persen jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh sebab itu, Presiden Joko Widodo berencana menjadikan Kota Sorong sebagai pusat pertumbuhan perekonomian di Indonesia Timur. (ris/ian)

Baca Juga: Proyek Fisik Pendukung Kolam Retensi Kota Mojokerto Segera Rampung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Kembali Berduka! Ratusan Rumah di Papua Terbakar!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO