GRESIK, BANGSAONLINE.com - Keberadaan Tugu Lontar yang dibangun PT Smelting bekerja sama dengan Pemkab Gresik di Perempatan Kebomas, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik kembali menuai kritik pedas dari masyarakat.
Kali ini, kritikan masyarakat ditujukan terhadap kondisi tugu yang dibangun dengan dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT Smelting, lantaran kondisinya memprihatinkan tak terurus.
Baca Juga: Hadiri Haul Bungah, Plt Bupati Gresik Ingatkan Agar Tak Ada Perebutan Kekuasaan
Pasalnya, penampungan air mancur sudah beberapa bulan ini bocor, sehingga air meluber ke jalan raya. Kondisi ini tentu sangat mengganggu pengguna jalan di sekitar tugu. Tak jarang, pengguna jalan kecipratan air dari gencetan roda pengguna jalan lain. Jalan di sekitar tugu pun mulai rusak.
Selain itu, kondisi tugu senilai miliaran rupiah tersebut berlumut karena tak pernah dibersihkan. Ironisnya, kerap terlihat pengguna jalan yang sandal atau sepatunya kotor dicuci di bawah guyuran air mancur.
"Wah pokoknya parah Mas. Selain Tugu Lontar bocor, kondisinya kumuh dan jorok. Sering itu pejalan kaki bersihkan kaki, sandal, atau sepatu di guyuran air mancur," ungkap Hadi, salah satu pengguna jalan kepada BANGSAONLINE.com, Senin (30/11/2020).
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
Sejumlah warga sekitar mengaku telah berkali-kali memberitahukan kepada instansi terkait soal bocornya Tugu Lontar. Namun, tak kunjung ada perbaikan. "Sudah pernah saya laporkan, tapi nggak ada tindak lanjut," ujar Arif, warga sekitar.
Agus, warga lain justru meminta agar Monumen Tugu Lontar dibongkar dan diganti dengan bangunan monumen lain seperti Tugu Wali, Tugu Pudak, atau tugu lain yang mencirikan daerah Kebomas. "Bongkar saja ganti Tugu Wali atau Tugu Pudak simbol khas kota kita Gresik," pintanya.
"Tugu Lontar pindah di Kecamatan Panceng biar jalan gak licin. Masak mulai diresmikan airnya bocor di jalan dibiarkan saja tidak ada usaha nembel (memperbaiki) yang bocor sama sekali. Apa nunggu korban yang jatuh di jalan?," sambungnya.
Baca Juga: Di Ponpes Tanbihul Ghofilin, Plt Bupati Gresik Sosialisasikan Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
Hingga kini, nilai anggaran untuk pembangunan Monumen Tugu Lontar masih terkesan misterius. Kontraktor yang mengerjakan proyek mercusuar miliaran rupiah dari CSR Smelting itu juga dirahasiakan.
Sebelumnya, Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Gresik Sutrisno pernah menyatakan, tugu yang dibangun sejak 3 Desember 2018 lalu tersebut adalah hasil kerja sama antara Pemkab Gresik dengan PT Smelting. Seluruh pembiayaan dicukupi oleh PT Smelting.
"Tugu Lontar dibangun sebagai monumen kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Gresik dan PT Smelting. Seperti keinginan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto dan Mr. Hiroshi Kondo, President Director PT Smelting, pembangunan Tugu Lontar diharapkan bisa menjadi bangunan baru untuk mempercantik Kota Gresik," katanya saat peresmian Monumen Tugu Lontar 7 Agustus 2019 silam.
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024
"Tugu Lontar menjadi penanda semangat bersama dalam mencapai kemajuan yang terus-menerus dan memberi warna baru pada perkembangan Kota Gresik," sambungnya.
Sementara itu, sejumlah rekanan/kontraktor di Kabupaten Gresik kepada BANGSAONLINE.com mengungkapkan bahwa kerusakan bangunan Monumen Tugu Lontar masih menjadi tanggung jawab kontraktor yang mengerjakan.
"Siapa kontraktor yang mengerjakan, dia yang tanggung jawab perbaikan. Meski Tugu Lontar bukan proyek pemerintah tapi CSR, kalau bocor harusnya masih tanggung jawab kontraktor masa pemeliharaan," kata salah satu rekanan.
Baca Juga: Plt Bupati Gresik Teken Serah Terima Pengelolaan Sementara Stadion Gelora Joko Samudro
Dia mewanti-wanti agar bocornya penampung air Tugu Lontar segera diperbaiki. Sebab, air yang menggenangi jalan nasional akan menyebabkan jalan rusak dan ambles karena terus dilalui kendaraan. "Itu jalan nasional, bisa rusak kalau terus kena air," pungkasnya.
Perlu diketahui, pembangunan Monumen Tugu Lontar sebelumnya menuai pro kontra. Khususnya di kalangan sejarawan Gresik.
Gilang Adiwidya, dari Perkumpulan Kaum Giri/Makam Sunan Giri menilai keberadaan Monumen Tugu Lontar di Perempatan Kebomas salah alamat. Alasannya, penempatan Tugu Lontar tersebut tak mencerminkan sejarah wilayah Kebomas, khususnya Giri.
Baca Juga: Bu Min Ajak Media Sinergi untuk Kemajuan Gresik
"Seharusnya yang dibangun Kerbau Emas yang dinaiki bocah (anak, red) bercaping," ujar Gilang Adiwidya kepada BANGSAONLINE.com saat pembangunan Tugu Lontar 2019 lalu. (hud/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News