BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field yang mengoperatori sumur migas di Desa Ngampel dan Sukowati Bojonegoro berusaha melakukan efisiensi biaya operasional di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, efisiensi akibat penurunan Fuel Consumption dengan total beban eksisting sekitar 360 KW (Pad A & B).
Pertamina EP Asset 4 dapat mengefisiensi biaya operasional sebesar Rp 625.575.848 per bulan dari biaya operasional sebelum menggunakan Power PLN adalah sebesar Rp 1.166.632.745 per bulan menjadi Rp 541.056.896 per bulan setelah menggunakan Power PLN.
Baca Juga: Berkat Pertamina, Pemuda Berdarah Bojonegoro Sukses Kembangkan Maggot di Banggai Sulteng
"Masih bisa ditingkatkan efisiensinya dengan optimalisasi ketersediaan power sampai dengan 800 kW (Pad A & B)," ujar Moh Sidik Asngari RAM Assistant Manager Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field saat di Bojonegoro, Jumat (4/12/20).
Dia menjelaskan, program ini merupakan komitmen antara PT Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field dengan PLN yang telah dilakukan sejak 20 Februari 2019 dan akan terealisasi secara penuh sekitar pertengahan 2021 melalui Rencana Kerja ABI (Pembangunan Power Plant Pad A dan Pad B menggunakan Diesel Rotary UPS System/DRUPS).
"Program ini juga merupakan salah satu Breakthrough Project PT Pertamina EP Asset 4 dengan target penyelesaian pekerjaan di tahun 2021," ujar Moh Sidik.
Baca Juga: Curi Pipa Pertamina EP, 5 Warga Senori Ditangkap Polisi
Fluktuasi harga minyak dunia, penurunan penjualan, fluktuasi nilai tukar rupiah atau yang disebut sebagai Triple Shocks memiliki dampak terhadap industri hulu migas di Pertamina. Menghadapi itu, PT Pertamina EP terus berupaya melakukan upaya optimalisasi kegiatan operasional untuk mencapai Program Efisiensi yang sedang digalakkan agar tetap bisa survive.
Sebagai jantung penggerak operasi produksi, Sukowati Field Pad A dan B memiliki Power Plant. Fasilitas ini membutuhkan daya masing-masing sekitar 400 kW yang digunakan untuk mengoperasikan Water Injection Pump, ESP, dan Utilities lainnya. Dengan Konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator ke PLN di Pad A dan Pad B ini, dapat memicu penghematan biaya yang cukup signifikan dan dapat mengurangi cost per barrel di Sukowati Field.
"Hal ini merupakan komitmen Sukowati Field untuk melakukan cost reduction dan merealisasikan Breakthrough Project, terutama pada saat penurunan harga minyak dunia di tengah pandemi Covid-19," ujarnya.
Baca Juga: Terganggu Aktivitas Well Test, Warga Ngambon Bojonegoro Demo Pertamina
Selain itu, strategi tersebut juga dapat menurunkan emisi karbon dari penggunaan fuel consumption menjadi berkurang karena sudah beralih ke Power PLN. Serta Breakthrough Project PT Pertamina EP Asset 4 untuk program Konversi Power dapat direalisasikan pada akhir tahun 2020.
Indarwan Harsoni, Field Manager Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field mengapresiasi program ini, jika melihat ketersediaan power yang ada dan kondisi saat ini, ESP masih menggunakan Power Supply dari Diesel Engine Generator. Pengalihan power supply ESP untuk Pad B dari Diesel Engine Generator ke PLN ini dilakukan agar Potensi Efisiensi lebih optimal.
"Konversi Power Supply dari Diesel Engine Generator ke PLN di Pad A dan Pad B ini dapat terwujud berkat usaha dan perjuangan teman-teman semua sehingga dapat memicu penghematan biaya yang cukup signifikan dan dapat mengurangi cost per barrel di Sukowati Field," ujar Soni, panggilan akrabnya. (nur/ian)
Baca Juga: Lulus PEM Akamigas, 108 Putra-putri Terbaik Bojonegoro Siap Kerja di Lapangan Gas J-TB
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News