TUBAN, BANGSAONLINE.com - Tak kurang dari Rp2 Triliun anggaran telah dikeluarkan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) untuk pembangunan proyek kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.
Tak ayal, dengan jumlah uang sebesar itu, membuat Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu menjadi desa atau kampung miliarder dan viral di media sosial beberapa waktu lalu. Hal itu disampaikan Presiden Direktur PT PRPP Kadek Ambara Jaya saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Selasa (23/2/2021).
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
“Totalnya cukup banyak, Mas. Untuk membebaskan tanah warga, ya di atas Rp2 triliun lah,” ujar Kadek.
Pria kelahiran Bali ini menjelaskan, seluruh proses pembayaran ganti rugi lahan kepada warga telah diselesaikan. Dalam proyek patungan Pertamina dengan perusahaan minyak dari Rusia Rosneft tersebut, terdapat tiga desa yang masuk dalam peta penentuan lokasi (penlok), yakni Desa Sumurgeneng, Wadung, dan Kaliuntu. Dari tiga desa tersebut, total lahan yang dibutuhkan seluas 348 hektare.
“Pembayaran uang ganti rugi sudah selesai semua, dan prosesnya kita berdamai dengan warga,” imbuhnya.
Baca Juga: SKK Migas Teken Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Amanah dan Melati
Di samping itu, pihaknya telah menyediakan tanah seluas 20 hektare untuk menjadi tempat relokasi warga yang rumah dan tanahnya masuk rencana pembangunan kilang minyak. Namun demikian, tak lebih dari 32 kepala keluarga (KK) yang bersedia menempati lahan yang telah disediakan tersebut.
“Yang ikut relokasi di lahan yang disediakan tak lebih dari 32 kepala keluarga. Selebihnya mereka telah melakukan pembelian tanah secara mandiri dengan uang dari ganti rugi, ada yang pengen di tempat lain bersama keluarganya,” tuturnya.
BACA JUGA: Borong 176 Mobil Baru dan Mewah, Desa di Tuban Mendadak Jadi Kampung Miliarder
Sementara itu, Kepala Desa Sumurgeneng Gianto mengatakan, di desanya terdapat 225 warga yang viral menjadi miliarder karena telah melepaskan tanahnya kepada Pertamina dari jumlah seluruhnya 840 KK. Dari jumlah tersebut, ada sebanyak 225 warganya yang mendadak menjadi miliarder dan memborong mobil secara serentak setelah mendapat ganti rugi lahan dari Pertamina. Selebihnya, dipergunakan untuk merenovasi rumahnya.
Baca Juga: PRPP Sabet Patra Nirbhaya Karya Pratama
"Ada 225 warga yang menjadi miliarder dari uang ganti rugi. Tanah mereka dibeli dengan harga Rp600 ribu sampai Rp800 ribu per meternya. Ada yang digunakan membeli mobil, tanah, dan memperbaiki rumah," ujar Gianto.
Sekadar informasi, pembangunan kilang minyak Tuban membutuhkan lahan sekitar 841 hektare. Dari jumlah itu, luas lahan KLHK sekitar 348 hektare, luas tanah masyarakat dan desa seluas 348 hektare, dan tanah Perhutani sekitar 109 hektare. (gun/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News