Pasar Cerah, Pendiri Pabrik Porang Tentara Desersi Jepang, Dekat Lumpur Lapindo

Pasar Cerah, Pendiri Pabrik Porang Tentara Desersi Jepang, Dekat Lumpur Lapindo Dahlan Iskan

SURABAYA, BANGSAONLINE - Perkembangan luar biasa. Prospek pasarnya cerah. Para petani pun berlomba menanam .

Yang menarik, ternyata pabrik sudah berdiri sejak 50 tahun lalu. Di dekat lumpur Lapindo Sidoarjo. Pendirinya salah seorang tentara Jepang yang desersi yang kemudian jadi pejuang Indonesia.

Loh? Silakan baca tuntas tulisan Dahlan Iskan di Disway dan HARIAN BANGSA hari ini, Jumat, 2 April 2021. Tulisan menarik itu juga kami turunkan untuk pembaca BANGSAONLINE.com yang alhamdulillah kini makin meluas. Selamat membaca:

BELUM lama menjadi idola petani kita. Tapi pabrik sendiri, pun di Indonesia, sudah berdiri sejak 50 tahun yang lalu.

Pendirinya, jangan kaget: pahlawan pejuang Indonesia. Namanya: Masaharu Ishii. Kewarganegaraan Indonesianya pun istimewa: diberikan sendiri oleh Bung Karno, proklamator dan presiden pertama Indonesia.

Pabrik itu ia dirikan di daerah Porong, sekitar 5 Km arah barat lumpur Lapindo, Sidoarjo.

Ishii pernah punya nama panggilan Mohamad Amin. Itu di tahun 1945. Untuk menghindari balas dendam dari tentara Sekutu –yang berusaha kembali menguasai Indonesia, sepeninggal Jepang.

Sejak sebelum kemerdekaan Ishii sudah bergabung dengan para pejuang Indonesia. Ia desersi dari kesatuan tentara Dai Nippon. Kalau tetap pakai nama Masaharu Ishii bisa bahaya. Tentara Sekutu bisa mengira ia masih tentara Jepang.

Di masa itu Ishii bertugas di Aceh. Tepatnya di Lhokseumawe. Ia baru pindah ke Medan setelah Indonesia merdeka. Lalu ia kawin dengan seorang wanita Tionghoa di sana.

Saya tentu ingin sekali bertemu Ishii. Tapi ia sudah almarhum, tahun 2002 lalu. Makamnya di pemakaman khusus orang Jepang di Kembang Kuning, Surabaya.

"Sebenarnya ayah saya berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, tapi keluarga pilih di pemakaman umum saja. Agar lebih mudah untuk mengunjunginya," ujar putra Ishii.

Anak Ishii itu bernama Yanto Soedjatmiko. Begitulah yang tertulis di KTP. Yanto baru menyertakan nama Jepang di dalam paspornya: Yanto Soedjatmiko Hideki Ishii.

Yanto kini seumur dengan saya: 70 tahun. Badannya langsing. Tinggi.

"Ayah Anda juga tinggi seperti Anda ini?" tanya saya.

"Dibanding umumnya orang Jepang saat itu, ayah tergolong tinggi," ujarnya. "Mungkin karena ayah lahir di Hokkaido. Banyak makan ikan," tambahnya.

Di Hokkaido –Jepang paling utara– masih banyak keluarga Ishii. Khususnya di kampung halamannya: Kushiro –lebih ke utara lagi. Ishii lahir 10 bersaudara. Hanya ia yang dikirim perang ke Indonesia.

Klik Berita Selanjutnya

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO