BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Syafiuddin, Anggota DPR RI Komisi V khawatir adanya penyekatan yang dilakukan di akses Jembatan Suramadu melumpuhkan roda perekonomian masyarakat.
Menurutnya, dampak dari penyekatan tersebut membuat distribusi sembako tersendat, serta aktivitas pasar tidak bisa berjalan seperti sebelumnya.
Baca Juga: Syafiuddin Ajak Kader PKB Berjuang Menangkan Pilkada Serentak 2024
"Saya sepakat dengan penyekatan, namun harus dibarengi dengan fungsi sosial dari pemerintah. Bukan hanya fungsi penerapan prokes saja," ujarnya kepada wartawan BANGSAONLINE.com, Rabu (23/6/2021).
Apalagi, ia mengaku mendapat laporan dari masyarakat, bahwa saat ini terjadi kelangkaan sembako. Karena itu dalam keadaan ini, ia meminta pemerintah kabupaten, provinsi, maupun pusat bersinergi untuk memberikan solusi.
"Karena penyekatan itu banyak barang-barang sembako tidak masuk ke Madura, atau tersendat. Kemudian masyarakat takut bepergian, efek penyekatan terlalu aktif," terang politikus PKB ini.
Baca Juga: DPC PKB Bangkalan Usulkan Muhaimin Kembali jadi Ketua Umum 2024-2029
Di sisi lain, ia sepakat dengan pemberlakuan Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) bagi warga yang melintasi Jembatan Suramadu. Ia berharap kepada empat kepala daerah di Madura untuk segera menerbitkan surat edaran (SE) tentang penerapan SIKM tersebut. Sehingga puskesmas dan camat bisa menjadi panduan regulasi.
"Dalam operasi penyekatan itu jangan sampai seperti mencari tersangka. Jangan diskriminatif terhadap masyarakat Madura. Itu menimbulkan ketakutan dan kecemasan dalam bepergian. Kalau gini terus perekonomian akan lumpuh dan berdampak pada masyarakat," ungkapnya.
Menurutnya, hubungan Madura dan Surabaya sudah ada sejak pertempuran 10 November. "Kemenangan dalam pertempuran menjadi sinergitas antara Madura dan Surabaya. Buktinya, Bonek Mania (suporter Persebaya) sebagian besar masyarakat Madura," katanya.
Baca Juga: Syafiuddin Resmikan Sarana Pendukung Destinasi Wisata di Desa Batangan Bangkalan
"Jadi, jangan sekat Madura dengan Surabaya, dan jangan jadikan Madura tersangka. Gunakan pendekatan secara kearifan lokal, masyarakat Madura jangan digeneralisasi penyakitan. Tolong itu dirubah," pintanya.
"Kemudian, saya apresiasi aksi unjuk rasa, karena itu adalah bagian dari aspirasi masyarakat. Tapi saya imbau salurkan aspirasi dengan santun, jangan anarkis," pungkasnya. (ida/uzi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News