SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ternyata sampai pada hari yang dijanjikan - Senin - uang sumbangan keluarga Akidi Tio sebesar Rp 2 triliun pada Kapolda Sumsel belum juga cair. Bahkan Si Cantik yang selama ini berkomunikasi dengan Heryanti, putri bungsu Tio mengaku stres.
Loh? Silakan simak tulisan Dahlan Iskan, wartawan terkemuka di HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com pagi ini, Senin 2 Agustus 2021. Selamat membaca:
Baca Juga: Dituding Murtad, Dahlan Iskan Jawab dengan Shalat
"Saya stres Mas. Tangan saya sampai dingin. Jadi nggak ya Senin cair."
Yang mengatakan itu Si Cantik (lihat Disway Sabtu, 31 Juli 2021) yang punya tagihan Rp 3 miliar sejak lama. Senin hari ini dijanjikan cair.
Saya memang menghubungi Si Cantik lagi Minggu sore kemarin. Sampai beberapa kali.
Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad
"Apakah hari ini ada kontak lagi dengan H?" tanya saya pada Si Cantik. ''H'' adalah kode yang kami gunakan untuk membicarakan Heryanti, putri bungsu Akidi Tio, yang menyumbang uang Rp 2 triliun ke Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri.
"Baru saja saya telepon dia lagi," kata Si Cantik. "Hari ini saya telepon H dua kali. Saya begitu berharap. Sampai stres. Nih tangan saya sampai dingin."
"Senin jadi cair?"
Baca Juga: Pemilu Dungu, Pengusaha Wait and See, Ekonomi Tak Menentu
“Jadi, katanyi. Dia bilang tegas sekali: jadi," jawabnyi. "Senin pagi akan ditransfer dengan cara RTGS lewat Bank Mandiri."
"Gak jadi Bank BRI?" tanya saya.
"Iya dulu dia bilang lewat BRI, sekarang Mandiri."
Baca Juga: Tiongkok Banjir Mobil Listrik
"Kok Prof Hardi pernah bilang lewat BCA?"
“Saya tidak tahu".
Prof Dr dr Hardi Dermawan adalah guru besar Unsri yang diminta H mendampingi saat menyerahkan bantuan ke Kapolda.
Baca Juga: Hati Rakyat Sulit Dibeli, Partai Penguasa Gagal Menang
"Berarti Senin besok (hari ini) beres?"
“Beres".
"Anda percaya?"
Baca Juga: Anak Muda Israel Full Stress
"Percaya".
"Skala 1 sampai 100 di skala berapa kepercayaan Anda?"
"70," jawab Si Cantik yang punya pekerjaan terhormat dan pendidikan sangat-sangat tinggi itu.
Baca Juga: Doni Monardo Bekerja Habis-habisan
"Minggu lalu skala Anda itu berapa?"
"50".
"Tiga bulan lalu?"
Baca Juga: Di PSM Summit 2023, Gubernur Khofifah Dorong Lahirnya Sosok Inovator dari Kalangan Santri
"30".
"Pernah nggak, kepercayaan pada janji bayar utang Rp 3 miliar ke Anda itu hanya di skala 1 saja?"
"Pernah. Yaitu 4 bulan setelah suami saya meminjamkan uang itu."
"Anda kan pernah bilang ke saya, H sebenarnya tidak tahu kalau papanyi punya uang di Singapura. Teman Papa H-lah yang memberi tahu H bahwa Papanyi punya uang di bank di Singapura. Mungkinkah orang yang memberi tahu itu sebenarnya hanya orang yang ingin cari uang dari H? Dengan cara memberi harapan yang belum tentu ada?"
"Teman Papa H itu orang baik. Tidak mungkinlah mencari uang dengan cara itu," ujar Si Cantik.
"Saya senang skala kepercayaan Anda naik sekarang ini."
"Angkanya naik turun tajam, Mas. Seperti periksa jantung," katanyi.
"Dasar wanita pinter. Materi humornyi pun cerdas," kata saya.
"Kapan ke Palembang?" tanyanyi.
Masih banyak pembicaraan saya dengan Si Cantik dengan 5 ''i'' itu. Tapi terlalu menarik kalau saya tulis semua hari ini. Padahal, ingin saya, hari ini saya tidak akan menulis soal 2 T itu. Saya ingin perhatian kita pindah fokus ke Karina. Apa yang ditemukan Karina begitu pentingnya. Kok dikalahkan dengan stres 2 triliun.
Tapi itulah ''dosa'' jurnalistik. Yang ''penting'' sering dikalahkan oleh yang ''menarik''. Kali ini saya ingin melawan dosa itu: Karina harus jadi tulisan pertama hari ini. Biarlah soal 2 T jadi tulisan kedua. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News