Pastikan WBP Tak Alami Efek Samping, Rutan Surabaya Sediakan Blok Khusus Pra dan Pasca Vaksinasi

Pastikan WBP Tak Alami Efek Samping, Rutan Surabaya Sediakan Blok Khusus Pra dan Pasca Vaksinasi Salah satu warga binaan Rutan Surabaya sedang divaksin petugas.

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kondisi yang kurang ideal membuat proses vaksinasi Covid-19 di Rutan Surabaya perlu kehati-hatian. Pihak rutan yang terletak di Medaeng itu harus memastikan setiap Warga Binaan Pemasyarakatan () tidak mengalami efek samping yang berlebihan. Salah satunya dengan melakukan isolasi di blok khusus sebelum dan sesudah proses vaksinasi.

Hal itu diungkapkan Kepala Rutan Surabaya Wahyu Hendrajati Setyo Nugroho melalui siaran pers, Minggu (5/9). Dia menjelaskan bahwa proses vaksinasi di rutan berbeda dengan masyarakat umum. Pasalnya, tenaga kesehatan yang dimiliki rutan berkapasitas 504 orang itu terbatas.

Baca Juga: 11 UPT Jatim Borong Penghargaan di Refleksi Akhir Tahun 2024 Kementerian Hukum dan HAM

“Sehingga kita harus menghitung kemampuan nakes kami, jangan sampai kewalahan karena banyaknya keluhan akibat efek samping vaksin,” cetus Hendrajati.

Saat ini, baru 116 warga binaan Rutan Surabaya yang tervaksin dari total 1.828 penghuni. Dari jumlah itu, mayoritas memang merasakan efek samping vaksin keluaran AstraZeneca. Mayoritas mengeluh demam. Pihak rutan pun memberikan obat maupun terapi untuk meminimalisir efek samping.

“Ada satu orang yang merasakan efek samping agak berat dan lama, yaitu pusing dan mual, tapi bisa tertangani,” jelasnya.

Baca Juga: Wamenko Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan Serukan Kolaborasi untuk Membangun Negeri

Untuk itu, agar mempermudah proses pemantauan, pihak Rutan Surabaya membuat blok khusus untuk warga binaan yang masuk daftar penerima vaksin. Blok D yang biasanya dibuat hunian, dijadikan tempat isolasi.

“Satu hari sebelum vaksin, mereka diisolasi diletakkan dalam satu blok. Tujuannya untuk pengawasan dari segi kesehatan, terkait pola tidur dan pola makannya,” terangnya.

Dengan ditempatkan dalam satu blok, proses vaksinasi juga berjalan lebih efektif dan efisien. Setelah vaksin, warga binaan harus tetap berada di blok isolasi selama minimal 2x24 jam. “Hal ini untuk memudahkan pemantauan efek samping vaksin,” ujar Hendrajati.

Baca Juga: Imigrasi Malang Raih Penghargaan WBBM dari Kemenpan RB

Setelah dua hari tidak ada keluhan, warga binaan dikembalikan ke blok masing-masing. Hendrajati mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera melakukan proses vaksinasi lanjutan. Mengingat masih banyak warga binaannya yang belum tervaksin.

Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Selama ini, pihak Rutan Surabaya berkolaborasi dengan Dinkes Sidoarjo dalam proses vaksinasi. “Padahal lebih dari separuh warga binaan kita adalah warga Surabaya. Jadi, kami akan berkoordinasi juga dengan Pemkot Surabaya juga,” tegasnya.

Kakanwil Kemenkumham Jatim Krismono menegaskan agar lapas/rutan bisa mempercepat proses vaksinasi. Karena lapas/rutan menjadi daerah yang rawan penyebaran Covid-19. sendiri membawahi 39 lapas/rutan yang tersebar di seluruh wilayah provinsi paling timur Pulau Jawa itu.

Baca Juga: Peserta Seleksi CPNS Kemenkumham Jatim Tunjukkan Bakat dan Keterampilan saat Tes WPFK

“Kami sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi untuk mempercepat proses vaksinasi,” pungkas Krismono. (cat/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Momen Haru Warga Binaan Lapas Ngawi Buka Bersama Keluarga':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO