Ia mengungkapkan, harga minyak kelapa kemasan saat ini sudah tembus Rp30 ribu per liter. Sedangkan minyak dari sawit Rp19 ribu per liter. Sebelumnya, harga minyak goreng sawit kemasan di kisaran 14 - 15 ribu per liter.
"Bila harga minyak goreng tetap tinggi, tentu akan mengancam keberlangsungan usaha UMKM. Karena selama ini produk UMKM harus bersaing dengan produk pabrik," tuturnya.
"Harus diakui, produk pelaku UMKM itu masih kalah dengan produk pabrik terutama masalah kemasan dan kualitas, serta harga yang lebih murah. Pelaku UMKM hanya mengandalkan pasar wisata dan pusat oleh-oleh untuk mengangkat produk khas daerah," terangnya.
Karena itu, kalau harga minyak goreng terus naik, tidak menutup kemungkinan harga jual produk UMKM seperti stik tahu dan produk gorengan lainnya akan dinaikkan.
Gatot menyebut, Paguyuban UMKM Kelud Mandiri mempunyai anggota lebih dari 300 pelaku UMKM. Saat ini, para pelaku UMKM baru mulai menggeliat, pasca 2 tahun terdampak pandemi Covid-19.
"Saat ini di kalangan pengusaha UMKM ada semacam keresahan, bila harga minyak goreng terus naik dan rencana pengalihan penggunaan minyak goreng curah ke minyak goreng kemasan," tutup Gatot. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News