SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Lumajang mendorong UMKM pengolahan kopi untuk terus meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, salah satunya dengan mengikutsertakan mereka dalam program kurasi produk di Rumah Kurasi Kadin Jawa Timur (Jatim).
"Kami mendorong UMKM pengolahan biji kopi untuk terus meningkatkan kualitas produk mereka agar mampu merambah pasar global dan memenangkannya, salah satunya dengan mengkurasi produk mereka. Apalagi kopi Lumajang memiliki ciri khas sendiri karena ditanam di atas ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut. Kalau orang bilang, kopi Lumajang memiki rasa khas, ada rasa nangka yang keluar," kata Ketua Kadin Kabupaten Lumajang, Agus Setiawan, di Inapro Expo 2021, Selasa (30/11).
Baca Juga: Dam Gambiran Diproyeksikan Rampung Desember 2024, Petani Ucapkan Terima Kasih ke Pj Bupati Lumajang
Terdapat tiga jenis kopi dari Lumajang yang sedang melalui proses kurasi di Rumah Kurasi Kadin Jatim, ketiga jenis kopi tersebut adalah kopi Gucialit jenis robusta yang diproduksi oleh UMKM Omar Kopi Gucialit asal kecamatan Gucialit, Wine Coffe leMBAH seMERU atau kopi fermentasi jenis Arabika, dan Kopi Hijau leMBAH seMERU jenis Robusta produksi UMKM Bromo Tengger Semeru asal Pasrujambe. "Semua masih dalam proses kurasi karena banyak yang harus dievaluasi," kata Agus.
Ia menuturkan, ada beberapa hal yang dievaluasi ketika produk diikutkan dalam program kurasi, di antaranya adalah legalitas usaha atau perijinan, kapasitas produksi, pengemasan, kandungan produk, dan ketahanan produk.
"Masih ada beberapa perbaikan untuk bisa lolos kurasi dan masuk pada Export Center Surabaya. Kami ingin produk kopi Lumajang bisa diekspor dan memiliki pasar tersendiri, karena kekhasannya. Kami ingin kopi Lumajang menjadi seperti kopi Gayo atau Lintong yang memiliki pasar sendiri karena sudah dikenal luas, baik di pasar domestik maupun luar negeri," tuturnya.
Baca Juga: Warga Lumajang Ingin Program PTSL Berlanjut
Menurut Agus, Lumajang adalah salah satu daerah penghasil kopi di Jatim. Tanaman kopi di Kabupaten Lumajang memiliki luas sekitar 4.662 hektare dengan jumlah produksi 2.736 ton/tahun, dan 8 kecamatan yang ditanami perkebunan kopi meliputi Kecamatan Tempursari, Pronojiwo, Pasirian, Randuagung, Ranuyoso, Senduro, Pasrujambe, dan Gucialit.
"Dari total lahan tersebut, 50 hektare adalah lahan yang dikelola sekitar 30 petani hingga 50 petani, sisanya lahan milik PTPN XII. Nah, dari lahan petani ini kemudian diambil oleh UMKM untuk diolah dan dijual, ada yang dalam bentuk bubuk ada juga yang dalam bentuk biji yang telah melalui proses roasting," paparnya.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Apresiasi FGD Kebijakan Kenaikan CHT
Sebelumnya, kata Agus, produksi kopi petani selalu dijual dalam bentuk biji mentah, sehingga tidak ada nilai tambah bagi petani ataupun UMKM yang didirikan oleh masyarakat yang ada di sekitar Lumajang. Namun, setelah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang berupaya mengenalkan kopi kepada masyarakat luas, mulai bermunculan UMKM pengolahan kopi di wilayah tersebut.
"Untuk itu, Kadin berupaya memelakukan pendampingan, mendatangi mereka, memberikan pengarahan dan mencarikan solusi atas problematika yang dihadapi. Kami berupaya memfasilitasi mereka untuk bisa maju, di antaranya ya dengan mengikutkan produk kopi untuk dikurasi. Dengan mengikutkan produk mereka untik dikurasi, akan terjadi perbaikan sistem, akan terjadi perbaikan kualitas produk, dan akan terjadi perbaikan pasar karena UMKM akan lebih lincah dan percaya diri," urai Agus.
Ia memastikan bahwa pihaknya juga berupaya membukakan akses pasar bagi mereka dengan mengikutsertakan mereka di berbagai pameran yang diikuti, salah satunya pameran Inaprp Expo 2021 yang digelar oleh Kadin Jatim. Terlebih di saat pembukaan Inapro Expo 2021 tersebut juga dilakukan pemberangkatan ekspor kopi Arabika Luwak Ijen yang sudah diroasting ke Fuzhou China, ini bisa menjadi semacam penumbuh semangat agar kopi Lumajang bisa ekspor.
Baca Juga: Usai Dilanda Banjir Lahar Dingin Semeru, Pemkab Lumajang Perbaiki Sejumlah Infrastruktur
Selain itu, Kadin Lumajang juga mengajak UMKM kopi untuk mengikuti pertemuan Business to Business (b to b) dengan pengusaha luar daerah seperti Banyuwangi, Bali, dan beberapa daerah lain di wilayah Jawa dan luar Jawa.
"Harapan kami kopi Lumajang ini akan menjadi salah satu kopi yang memiliki pasar yang besar baik pasar domestik maupun pasar ekspor dengan ciri khas yang berbeda. Karena kalau perperorangan sudah ada yang pernah melakukan pengiriman ke Malaysia Singapura dan Brunai. Darussalam," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, menegaskan bahwa Rumah Kurasi yang bertugas untuk menstandarkan produk UMKM di Jatim adalah sebagai wujud komitmen Kadin Jatim bersama Bank Indonesia Kanwil Jatim dan Pemprov Jatim dalam membentuk UMKM siap ekspor.
Baca Juga: Jelang Pilkada 2024, Pj Bupati Lumajang Imbau ASN Jaga Stabilitas Politik
“Agar Rumah Kurasi bisa bekerja maksimal membantu UMKM, Kadin Jatim bersama BNSP telah membimbing dan melatih serta mensertifikasi sekitar 5 kurator di setiap kabupaten kota di seluruh Jatim. Dan kami menargetkan ada sekitar 1.000 produk yang bisa dikurasi,” kata Adik. (nf/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News