Modal Rp 20 Juta, Penghasilan Kiai Asep​ Rp 9 M per Bulan, Peserta Munas PGMI Histeris

Modal Rp 20 Juta, Penghasilan Kiai Asep​ Rp 9 M per Bulan, Peserta Munas PGMI Histeris Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, mendapat cindramata dari Ketua Panitia Munas II PGMI, Dr Kaswad Sartono, disaksikan Ketua Umum PGMI Syamsudin di Ruang Bir Ali Asrama Haji Makassar, Sabtu (4/12/2021). Foto: M Mas'ud Adnan/ BANGSAONLINE.com

MAKASSAR, BANGSAONLINE.com - Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, mendapat undangan untuk menjadi pembicara dalam Musyawarah Nasional (Munas) II Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) di Asrama Haji , Sabtu (4/12/2021). Namun para peserta Munas PGMI dari seluruh Indonesia itu secara aklamasi justru mendaulat sebagai Ketua Umum PGMI untuk menggantikan H. Syamsuddin, ketua umum sebelumnya.

Bahkan Syamsuddin sendiri mendukung penuh sebagai penggantinya. "Kita semua sepakat ya?," kata Syamsuddin kepada peserta Munas yang langsung dijawab sepakat. 

Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029

Tapi begitu pimpinan sidang mau mengetukkan palu, spontan mencegah. “Jangan-jangan,” pinta kepada pimpinan sidang. Peserta Munas PGMI pun riuh.

Kenapa menolak jadi ketua umum PGMI? “Pak Syamsuddin itu orang baik dan pendiri PGMI. Biarkan Pak Samsuddin terpilih kembali untuk menyempurnakan kebaikan dan kepemimpinannya agar bisa menyelesaikan pendirian pengurus wilayah di seluruh Indonesia. Seperti di Papua, dan seterusnya,” kata kepada BANGSAONLINE.com usai acara.

justru memilih jadi pembina. “Saya pembina saja. Tapi nanti saya yang membiayai,” kata yang Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).

Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim

Menurut , Syamsudin selama ini punya komitmen dan konsentrasi penuh untuk memimpin PGMI. “Kelemahan Pak Syamsuddin itu soal finansial. Karena itu, nanti saya bantu. Setiap pengurus DPP PGMI mau ke daerah, membentuk atau mendirikan cabang di daerah, semua tiketnya saya yang nanggung. Saya tak akan mengingkari apa yang saya katakan,” kata yang pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Amantul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto.

Namun karena tetap bersikukuh tak bersedia jadi ketua umum, bahkan pulang ke Pacet Mojokerto, akhirnya pada malam harinya digelar pemilihan ketua umum. Dalam pemilihan itu ada dua calon. Yaitu H Makhrus dan H. Syamsuddin. 

Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa

Dalam pemilihan itu H. Syamsuddin meraih 133 suara, sedang H Makhrus 62 suara.

Dalam acara yang dihadiri delegasi PGMI dari seluruh Indonesia itu, memberikan ceramah tentang pentingya entrepreneur bagi guru madrasah. “Tapi jangan jadi entrepreneur dulu. Harus jadi guru dulu. Karena kalau jadi entrepreneur dulu gak akan mau jadi guru,” kata yang putra kiai pendiri NU, KH Abdul Chalim itu.

lalu menceritakan pengalaman pribadinya dalam mengelola Pondok Pesantren Amanatul Ummah sekaligus mengembangkan bisnisnya. Menurut dia, penghasilannya tiap bulan mencapai Rp 9 miliar.

Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto

“Penghasilan istri saya dalam satu bulan Rp 2 miliar,” tutur yang langsung disambut suara riuh peserta Munas PGMI. Mereka berdecak kagum.

bahkan tidak hanya kaya, tapi juga dermawan. Karena itu BANGSAONLINE.com menjuluki sebagai kiai miliarder tapi dermawan, karena tiap hari mengeluarkan sedekah hingga ratusan juta. Bahkan pada bulan Ramadan lalu mengeluarkan sedekah dan zakat sekitar Rp 8 miliar.

Karuan saja para peserta Munas PGMI langsung berebut mengacungkan tangan saat sesi tanya jawab. Bahkan pengurus PGMI dari Sulawesi Selatan menyebut sebagai waliyullah. Menurut dia, seorang yang sempurna.

Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah

ini seorang waliyullah, sempurna. Harta melimpah, jaringan luas, dan tawaddlu,” kata peserta Munas PGMI tersebut saat maju mengajukan pertanyaan. Ia mengaku sangat beruntung karena bisa bertemu dalam forum Munas PGMI ini.

ini tawaddlu pada dua. Yaitu tawaddlu kepada Allah dan tawaddlu kepada istri, tak pakai HP karena istrinya tak suka,” katanya. Saat menyampaikan ceramah tentang entrepreneur, memang mengatakan bahwa ia tak pakai HP karena istrinya, Nyai Hj Alif Fadlilah tak suka.

Baca Juga: Pj Wali Kota Batu Hadir di Raker RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar

(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA (kanan). Foto: mma/bangsaonline.com)

Seorang peserta wanita bahkan setengah histeris menangis mengaku sangat kagum kepada . “Percaya diri... percaya diri... percaya diri... itulah kuncinya,” kata wanita itu menirukan apa yang disampaikan . Ia yang selama ini frustrasi mengaku merasa punya semangat dan percaya diri lagi setelah bertemu dan mendengarkan ceramah .

Rata-rata penanya minta agar menularkan resep atau kunci suksesnya di depan peserta Munas PGMI II itu.

Baca Juga: Raih 53,4 Persen di Pilbup Mojokerto 2024, Pasangan Mubarok Kalahkan Petahana

Lalu apa resepnya? “Bangunlah satu jam sebelum Subuh. Atau setengah jam. Kalau saya satu jam,” kata .

Untuk apa? “Salat malam. Salat hajat. Karena salat malam itu lebih baik dari seluruh dunia dan seisinya,” kata sembari mengatakan bahwa dirinya salat hajat 12 rakaat, 6 kali salam.

Menurut , banyak sekali rahasia salat malam. Selain mengabulkan doa-doa kita, juga mengusir penyakit dari tubuh kita.

Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%

“Kemudian salatlah Subuh berjamaah,” kata . Karena Allah SWT menjamin dan menanggung kehidupan orang yang salat Subuh berjamaah.

“Setelah itu jangan tidur hingga terbit matahari. Karena Allah membagi-bagikan rezeki antara terbit fajar hingga terbit matahari. Karena itu, saat Allah membagi-bagikan rezeki jangan tidur,” kata .

bercerita bahwa saat membangun pondok pesantren di Pacet Mojokerto Jawa Timur ia bermodal uang Rp 20 juta. “Santri saya saat itu hanya 48 orang,” katanya. Tapi ia selalu optimistis dan percaya diri. Ia mengutip Hadits bahwa Allah SWT sangat senang terhadap orang yang bercita-cita luhur.

“Dan Allah tidak senang terhadap orang yang bercita-cita rendah,” kata yang banyak memberikan ribuan beasiswa kepada kader NU, mulai S1 hingga S2 dan S3.

Kini mengaku punya tanah untuk lahan pesantren dan perguruan tingginya 100 hektare. Sedang santrinya mencapai 12.000 orang.

kini sedang merintis pembangunan International University yang akan memberikan beasiswa kepada mahasiswa seluruh dunia, terutama negara-negara berpenduduk muslim. Ia ingin Indonesia menjadi kiblat pendidikan dunia. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO