Lepas Ekspor Kopi Perdana ke Mesir, Gubernur Khofifah Sebut Communal Branding Jadi Solusi UMKM | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Lepas Ekspor Kopi Perdana ke Mesir, Gubernur Khofifah Sebut Communal Branding Jadi Solusi UMKM

Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Senin, 31 Oktober 2022 15:34 WIB

Gubernur Khofifah saat melepas ekspor kopi ke Mesir.

Untuk itu, berbagai upaya dalam melakukan communal branding ini terus dilakukan. Caranya dengan melakukan pemetaan baik potensi produk, kesiapan pelaku , sampai target market atau pasarnya. Tentunya komoditas tersebut harus memiliki potensi baik dari sisi produksi dan pasar. Terutama untuk komoditi yang memiliki pasar luas di luar negeri.

“Dari sisi merek akan terus dikawal, baik yang sudah ada maupun yang baru, dengan membangun dialog dan kesepakatan antar pelaku. Dengan communal branding, maka perencanaan produksi menjadi lebih terarah karena market sinyalnya telah ada sehingga alokasi sumberdaya menjadi lebih efisien,” kata .

Ia menyebut, kolaborasi dan sinergi berbagai pihak menjadi salah satu kunci dalam mendukung keberhasilan pengembangan berbagai produk unggulan di Jawa Timur. Baik di sektor pertanian, perkebunan, , dan sektor lainnya.

Di mana kolaborasi dan sinergi Pentahelix dan kolaborasi teknis diperlukan untuk terus mendampingi, dan mengawal mulai peningkatan kualitas produksi, pembentukan dan penguatan kelembagaan, hingga menjaga kontinyuitas serta pengembangannya.

“Semoga ikhtiar ini dapat mendorong Koperasi UKM dapat naik kelas dan go global. Sehingga mampu meningkatkan akses pasar dan kemandirian usaha, serta semakin memperluas pasar ekspor guna memandirikan masyarakat Jawa Timur,” pungkasnya.

Communal branding adalah perwujudan Jatim Berdaya dan merupakan salah satu program pokok pembangunan dalam Nawa Bhakti Satya, di mana sistemnya merupakan program satu merek yang dimanfaatkan oleh banyak pelaku usaha. Ini menjadi solusi untuk meningkatkan product managemen, consumen managemen, dan brand managemen.

Sedangkan untuk ‘Javeast Coffee’ ini merupakan merek dagang yang digunakan untuk memasarkan hasil kopi petani dari tiga kabupaten. Yaitu Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, serta Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.

Jawa Timur merupakan produsen kopi terbesar kelima di Indonesia setelah Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, dan Aceh. Jumlah produksi kopi Jatim mencapai 9,7 persen dari total kopi Indonesia dari luas tanam perkebunan pada 2021 seluas 113,470 hektare dengan produksi 69.570 ton.

Bahkan, data Gabungan Eksportir Indonesia (GAEKI) menyebutkan, ekspor kopi Jatim sepanjang Januari-Juli 2021 secara volume telah mencapai 44.992 ton dengan nilai 90,29 juta US Dolar. Dari total ekspor tersebut, sebanyak 1.805 ton di antaranya merupakan kopi jenis Arabika, 30.832 ton jenis Robusta, dan sebanyak 12.283 ton merupakan kopi olahan. (dev/mar)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video