Asprov PSSI Jatim Gelar Grassroots Football Festival

Asprov PSSI Jatim Gelar Grassroots Football Festival Sekdakot Surabaya, Ikhsan, didampingi Raja Siahaan, Joko Tetuko, Syaiful Anwar, dan Abdullah saat membuka Grassroots Football Festival di Lapangan Brawijaya.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Asosiasi Provinsi (Asprov) Jatim menggelar Grassroots Football Festival secara serentak di 4 daerah, yakni Surabaya, Kediri, Madiun, dan Lumajang. Kegiatan itu dilakukan dalam rangka menggalakkan pembinaan pemain usia dini yang diproyeksikan menjadi pemain handal 15 tahun mendatang.

Di Surabaya, program pembinaan pesepak bola usia 10 hingga 12 tahun ini digelar di Lapangan Brawijaya, Minggu (30/6/2024). Hadir dalam acara tersebut, Sekdakot Surabaya Ikhsan; Sekretaris Umum Asprov Jatim, Joko Tetuko; dan Komite Pengembangan Usia Muda Asprov Jatim, Raja Siahaan.

Pembukaan ditandai atraksi tari-tarian dan pelepasan puluhan balon ke udara serta pemberian 10 bola kepada masing-masing SSB.

Sekdakot Surabaya mengatakan, menjadi pesepak bola yang sukses tidak dapat dilakukan secara instan dan harus belajar sejak usia dini. Karena itu, dirinya mengapresiasi Asprov Jatim menggelar Grassroots Football Festival untuk kelompok umur 10 dan 12 tahun.

“Mereka tidak diajarkan untuk tanding, siapa yang menang, bukan. Tapi diajarkan bagaimana kita melatih anak, bukan sekadar permainan atau sekadar tekniknya, tapi juga bagaimana membangun, fondasinya dulu. Bahasanya Asprov Jatim budi pekertinya dulu,”ujar dia.

Menurut dia, di festival ini para pemain usia dini diajarkan disiplin, jujur, tidak curang, tidak menyakiti teman, dan harus kompak dalam satu tim. “Ini karakter yang harus dibangun dari awal. Karena dengan target timnas bisa tampil di Piala Dunia 2038, maka anak-anak ini yang harus disiapkan mulai sekarang,”kata Ikhsan.

Lebih jauh, mantan Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya ini menyatakan, tahun 2038, adik-adik ini adalah masa depan sepak bola Indonesia. “Ya, 10 tahun lagi kita lihat adik-adik ini menjadi pilar di klub-klub besar Indonesia, dan 15 tahun lagi bisa main di klub-klub elit dunia,” tandas dia.

Sementara Komite Pengembangan Usia Muda Asprov Jatim, Raja Siahaan menjelaskan, memiliki visi membangun pemain usia dini yang bakal mengisi skuat Timnas Indonesia untuk sukses lolos ke Piala Dunia pada 2038. Karena itu, dia meminta kepada orang tua pemain harus serius mengikuti kegiatan seperti ini, sehingga anak-anak usia 10 dan 12 tahun bisa menjadi pemain timnas Indonesia.

Dia menegaskan, festival ini merupakan bentuk nyata pembinaan berjenjang dan berkelanjutan yang dicanangkan .

“Antusiasme SSB-SSB luar biasa mengikuti festival. Sebab ini adalah fondasi dari sepak bola Indonesia ke depannya. Mudah-mudahan saat Indonesia mengikuti Piala Dunia nanti, banyak pemain dari Jatim yang tampil sebagai penggawa Timnas Indonesia,” tegas Raja yang juga Ketua Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) Jatim.

Dia menambahkan, sekarang ini Ketua Umum Erick Thohir sedang mempersiapkan kakak-kakak mereka (pemain U-17) untuk bisa tembus ke Piala Dunia.

“Ya, kita tumbuhkan dulu semangat mereka di sepak bola. Harapan kami agar anak-anak ini nantinya punya mimpi atau cita-cita bisa masuk timnas Indonesia dan tampil di Piala Dunia 2038, “tutur dia.

Sementara Sekretaris Umum (Sekum) Asprov Jatim, H Joko Tetuko menyampaikan ajang Grassroots Football Festival Asprov Jatim ini berlangsung di empat kota, yakni Surabaya, Kediri, Madiun, dan Lumajang.

” Pesertanya terbanyak di Surabaya. Karena kita semua tahu pemain-pemain nasional yang berkelas dunia banyak yang lahir dari Kota Pahlawan ini,” terang dia.

Di Surabaya, kata Joko Tetuko, peserta dibagi dalam tiga sesi, yakni pagi, siang, dan sore. Masing-masing sesi diikuti 360 pemain untuk dua kelompok umur (KU), yakni KU-10 dan KU-12.

Lebih jauh, dia mengungkapkan, acara festival ini digelar untuk memberikan fondasi life skill yang baik kepada pemain usia muda. Artinya, ia menjadi pemain yang jujur. Sehingga ketika ia nanti menjadi bagian, kalau menjadi pemain timnas kelas dunia, sudah terpondasi dengan baik.

“Festival ini memang tidak ada tanding antar klub. Para pemain dari klub-klub dijadikan satu dan yang membedakan hanya rompinya. Tidak ada wasit atau penjaga gawang. Siapapun boleh jadi apa. Ini untuk membangun karakternya sendiri menjadi pemain yang baik,”ungkap jurnalis senior ini.

Selama ini, kata Joko Tetuko yang juga aktif menjadi wasit/juri tinju ini, Grassroots Football Festival sifatnya turnamen. Asprov Jatim memulai ini (tidak turnamen), tapi memberikan fondasi bagaimana life skill-nya, bagaimana kehidupan pemain sepak bola dididik dari bawah atau usia muda.

“Empat kota tersebut kita pantau semua dan Alhamdullillah sudah berjalan baik. Karena, Sabtu (29/6/2024) seluruh pelatih mengikuti coaching clinic. Mereka diberi pengarahan-pengarahan bagaimana cara mendidik, cara melatih, dan cara bermain yang baik.

Untuk itu, Joko Tetuko berharap dan mendoakan agar Timnas Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2026. Dengan begitu, semangat pemain-pemain muda ini terus bergelora dan nantinya bisa berkiprah di event bergengsi tersebut. (lan)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO