Gelar FGD, Prodi AP Umsida Ungkap Peran Media dalam Branding Politik di Indonesia

Gelar FGD, Prodi AP Umsida Ungkap Peran Media dalam Branding Politik di Indonesia FGD atau focus group discussion yang digelar Prodi AP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Laboratorium kebijakan publik dan perencanaan pembangunan program studi administrasi publik Universitas Sidoarjo () kembali menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) seri ke-5 secara offline, Selasa (2/07/2024). 

Agenda tersebut bertujuan menggali peran media dalam branding politik yang dihadiri oleh Asisten Laboratorium AP serta Pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik . Narasumber utama dalam acara ini adalah Eben Heazer dari salah satu media ternama di Jawa Timur.

Baca Juga: Khofifah: Terima Kasih Kontribusi Muhammadiyah dalam Peningkatan Kualitas SDM

Kaprodi Administrasi Publik , Ilmi Usrotin Choiriyah, menyambut baik kegiatan ini dan berharap diskusi berjalan lancar. 

“Kami mengucapkan selamat datang kepada narasumber dan mahasiswa dalam FGD seri kelima ini. Pada kesempatan ini, kita ditemani oleh Om Eben, seorang editor Harian Surya yang super asik. Selamat melanjutkan diskusi," ujarnya.

Baca Juga: Khofifah-Emil Sowan ke Muhammadiyah

Eben yang juga Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Surabaya, menyampaikan, “Menjadi jurnalis adalah jembatan antara publik, karena mereka harus menyajikan kebenaran kepada publik. AJI terus mendesak pemerintah untuk memperjuangkan kemerdekaan pers di Indonesia.”

Dalam diskusi, Eben menyoroti meningkatnya kekerasan terhadap jurnalis, termasuk kekerasan digital, "Kami menghadapi tantangan dalam persaingan industri media serta masalah etika yang kompleks. Saingan kami bukan hanya akun anonim, tetapi juga influencer di Indonesia."

Dosen AP , Riyadh, menambahkan, “Branding media dalam era politik memiliki peran penting dalam membangun komunikasi politik yang efektif sesuai dengan etika yang berlaku. Personal branding politisi melalui media sosial menjadi kunci untuk memperoleh dukungan publik yang positif.” 

Baca Juga: Bhabinkamtibmas dan Babinsa Rejeni Jadi Pembina Upacara di SMK Islam Krembung

Isnaini, Ketua Pusat Studi Kebijakan Publik dan Media, juga menggarisbawahi pentingnya media sosial dalam membangun elektabilitas politik. Eben menutup diskusi dengan menekankan perlunya perlindungan diri bagi jurnalis. 

"Kami berupaya melindungi diri dan keluarga kami, serta melakukan mitigasi risiko sebagai wartawan. Kami bertekad mengawal kepentingan publik dengan integritas dan keberanian,” pungkasnya. 

Ilmi menyimpulkan, "Media bisa menjadi sumber masalah sekaligus solusi. Berharap kita dapat terlibat dalam lebih banyak diskusi mengenai masalah publik ke depan."

Baca Juga: Top! Mahasiswi Umsida Raih Medali Emas Cabor MMA di PON XIII Aceh-Sumut

Rekomendasi dari FGD yang digelar Prodi AP :

1.Pemerintah dapat secara efektif mengubah citra politiknya dengan beradaptasi dengan era informasi yang bergerak cepat dan mendukung jurnalis dalam memperjuangkan kebebasan informasi bagi publik.

2.AJI dapat memperkuat kemitraan dengan media lain untuk meningkatkan kemampuan jurnalis dalam menghadapi berbagai tantangan di industri jurnalistik.

Baca Juga: Umsida Ajak Jurnalis, KPU, Bawaslu dan Pengamat Diskusi Dampak Politik Identitas di Pemilu

3.Mahasiswa AP UMSIDA dapat meningkatkan kemampuan medianya dengan mengikuti sesi pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhannya. (cat/mar) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO