Pasien DBD di Jombang Membludak, Terpaksa Dirawat di Lorong Rumah Sakit

Pasien DBD di Jombang Membludak, Terpaksa Dirawat di Lorong Rumah Sakit Tampak lorong Pavilyun Seruni RSUD Jombang dipenuhi pasien DBD. foto: rony suhartomo/ BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Jumlah pasien DBD (Demam Berdarah Dengue) di RSUD Jombang terus melonjak tajam. Akibatnya, mereka harus rela menjalani perawatan di lorong-lorong rumah sakit.

Praktis, para pasien harus rela kepanasan karena minimnya ventilasi udara. Para penunggu pasien membawa kipas bambu untuk mengusir kegerahan akibat panas karena kekurangan fasilitas Air Conditioner (AC).

Salah satu pasien yang dirawat di lorong Pavilyun Seruni RSUD Jombang adalah Yulia (6) anak pasangan Sri Asih - Farid. Warga Desa Kepuhkembeng Kecamatan Peterongan itu sudah dirawat di rumah sakit selama 8 hari, 3 hari di RS Murjito dan 5 hari di RSUD Jombang."

"Kondisinya sampai hari ini sudah lumayan, saya berharap anak saya cepat sembuh," tuturnya ditemui saat menunggui anak ke empatnya dan terlihat terisak meneteskan air mata, Selasa (19/01).

Kondisi serupa juga dialami, Lilis (40) Warga Kecamatan Ngoro, yang anaknya baru satu hari diletakkan di lorong Pavilyun Seruni, setelah sebelumnya mendapatkan perawatan di ICU RSUD setempat.

"Alhamdulillah kondisinya sudah semakin membaik. Dipindah ke sini karena kamar penuh, ndak apa-apa yang penting dapat perawatan," katanya sambil mengipasi anaknya yang masih mendapatkan infus.

Direktur RSUD Jombang, dr Pudji Umbaran mengaku pihaknya sudah menyediakan tambahan untuk pelayanan pasien DBD, baik fasilitas berupa bad atau tempat tidur, tenaga medis serta stok obat obatan. "Karena kita sudah prediksi musim penghujan seperti ini, pasien DBD bakal meningkat, sehingga meski pasien membludak fasilitas tetap dan pengawasan peratawan juga terkendali," jelasnya.

Namun demikian, dr Pudji mengaku belum mendapatkan laporan dari pihak Yanmed (pelayanan Medis) terkait jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD. Dikatatakannya, Pavilyun Seruni RSUD Jombang berkapasitas 40 pasien.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam sepekan, dua korban DBD kembali meninggal dunia menyusul dua korban yang lebih dulu meninggal minggu lalu. Dalam dua pekan ini, jumlah kasus DBD di Jombang mencapai 96 kasus dengan korban meninggal 4 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Jombang, Heri Wibowo mengakui, bahwa pada tahun ini jumlah kasus DBD mengalami peningkatan.

“Memang jumlah kasus DBD 2016 ini meningkat dibanding tahun lalu pada bulan yang sama. Dengan korban meninggal sebanyak 4 orang,” ujar kepala Dinas Kesehatan Heri Wibowo, ditemui di kantor pemkab Jombang.

Heri mengungkapkan, pada tahun 2015 lalu, jumlah kasus DBD tercatat sebanyak 156 kasus pada bulan Januari. Sedangkan pada 2016 ini minggu ke dua tercatat sebanyak 96 kasus. ”Kita harus mewaspadai hal ini, terlebih sekarang ada DBD jenis baru. Aedes Aboktikus yang hidupnya di perkebunan,” bebernya.

Dari jumlah itu, lanjut Heri jumlah kasus atau daerah endemik DB terbanyak ada di enam kecamatan, diantaranya, di Kecamatan Diwek, Jogoroto, Sumobito, Mojoagung, Kecamatan Mojowarno dan juga di Kecamatan Jombang. (ony/rev)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO