Dua Pelaku Pembunuhan di Pulomas Dibekuk, Satu Tewas, Polisi: Motif Perampokan

Dua Pelaku Pembunuhan di Pulomas Dibekuk, Satu Tewas, Polisi: Motif Perampokan Dua pelaku pembunuhan di Pulomas dibekuk. Tampak kedua pelaku yang terkapar usai ditembak polisi.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Petugas gabungan menangkap komplotan perampok sadis. Dua pelaku di antaranya Ramlan Butar-Butar dan Erwin Situmorang ditangkap di sebuah rumah kontrakan di Jalan Kalong, Rawalumbu, Kota Bekasi, pada Rabu (28/12).

Informasi dihimpun menyebutkan, Ramlan Butar-Butar merupakan otak dari kelompok perampok sadis. Pelaku tak segan membunuh para korbannya. Karena itu, sejumlah warga mengaku terkejut, sebab Ramlan dikenal hanya sebagai sopir angkot.

"Setahu saya dia sopir angkot K-11 jurusan Rawalumbu-Terminal Bekasi," kata ketua RT setempat, Anyi Hamit (60) dikutip dari Merdeka.com.

Dia mengatakan, Ramlan sudah setahun lebih tinggal di rumah kontrakan milik Kimley. Ia mengku tak tahu identitas teman Ramlan yang tinggal di rumah kontrakan tersebut.

"Kalau temannya baru datang, belum lama. Enggak sampai seminggu," katanya.

Seperti diketahui, perampokan sadis terjadi pada Senin (26/12) sore di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur. Rumah mewah itu milik Ir Dodi Triono.

Dalam kejadian itu enam orang tewas. Identitas korban yakni, Dodi Triono (59) selaku pemilik rumah, Diona Arika Andra Putri (16), Dianita Gemma Dzalfayla (9) anak ketiga dari Dodi, Amel teman anak korban, Yanto sopir, dan Tasrok (40) sopir.

Sedangkan korban selamat yakni, Emi, Zanette Kalila Azaria, Santi, Fitriani, dan Windy (23). Para korban masih dalam perawatan intensif karena mengalami trauma berat.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono, menuturkan banyak cara dilakukan kepolisian guna mengungkap kejahatan ini.

Dia menyebutkan petugas menyelidiki dengan cara 'scientific crime' menggunakan 'database', sidik jari dan analisa kamera tersembunyi.

Argo menyebut, dalam penangkapan itu pihaknya juga melakukan penembakan. "Petugas menembak (pelaku)," kata Argo.

Sementara Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya Inspektur Jenderal Muhammad Iriawan mengatakan pelaku perampokan dan pembunuhan di Pulomas, Ramlan Butar Butar merupakan pemain lama. Dia sudah banyak beraksi di lokasi-lokasi yang berbeda.

"Ramlan sudah pemain lama, pernah saya jadi Kapolsek Sawah Besar dengar nama itu, ketemu-temu lagi sudah jadi Kapolda Metro, sudah lama DPO yang bersangkutan," ungkap Iriawan.

Iriawan menambahkan, pelaku memang tidak mengincar mobil-mobil mewah yang dimiliki korban Dodi Triono. Kawanan yang dipimpin Ramlan itu hanya mengambil uang dan barang-barang berharga dari rumah mewah yang diincarnya.

"Namanya perampok ada spesialisasinya, seperti fakultas di universitas. Perampok perhiasan, uang mobil, karena spesialisasi itu, yang kita tahu dia (Ramlan) spesialisasi ambil barang-ambil berharga," terang Iriawan.

Iriawan menambahkan, saat beraksi para pelaku sempat menanyakan kamar Dodi.

"Yang jelas pelaku masuk ke sana, ada 3-4 orang, kemudian menanyakan mana kamar majikan kamu, kemudian meminta ditunjukkan kamar majikannya," ujar Iriawan seperti dilansir detikcom.

Iriawan menepis kemungkinan motif dendam pribadi. "Kalau dia ada motif lain, mungkin nanyanya 'bapak di mana', tetapi ini nanyanya 'di mana kamar majikan kamu'," lanjut Iriawan.

Iriawan menambahkan pelaku mengambil barang milik korban. Namun barang apa saja yang diambil, Iriawan belum bisa menjelaskan lebih detail.

"Dari keterangan keluarga korban memang ada yang hilang, tapi kita belum tahu apa. Kita mau menunjukkan ke korban kan masih trauma. Kami pulihkan kembali trauma psikisnya," katanya.

Ramlan Butar-Butar sendiri tewas di lokasi penangkapan setelah tertembak. Sementara rekannya Erwin Situmorang mengalami luka tembak juga.

Kapolri Jendral Tito Karnavian mengapresiasi kesigapan aparat Polda Metro Jaya (PMJ) dalam membekuk para pelaku pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur, Rabu (28/12), meski dikabarkan masih ada dua pelaku yang diburu.

Penangkapan yang kurang dari satu hari sejak olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) itu, dilakukan berkat penelusuran dari rekaman Closed Circuit Televison (CCTV).

"Saya menghargai langkah cepat ini. Khususnya kesigapan PMJ dalam pengembangan mengolah TKP lewat CCTV," kata Tito.

Menurut alumni Akpol 1987 itu, kasus tersebut merupakan jenis kejahatan biasa. Namun, cukup mengejutkan karena terjadi saat libur Natal dan jelang Tahun Baru dengan jumlah korban yang cukup banyak.

"Meskipun kasusnya kasus kejahatan biasa tapi jumlah korban cukup besar. Apalagi terjadi saat libur Natal dan Tahun Baru. ini cukup menghentak," ungkap mantan Kadensus 88 Antiteror itu.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesia (Sekjen KPAI) Erlinda menduga pembunuhan Pulomas terjadi lantaran dilatarbelakangi dendam.

"Ini semua cerita drama yang mungkin kita garis bawahi, bahwa dendam membuat malapetaka. Dan lagi-lagi anak yang menjadi korbannya," kata Erlinda dikutip dari Bintang.com.

Dugaan tersebut diperolehnya berdasarkan pantauan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan berbincang dengan korban selamat.

"Dendam dalam arti kata, pasti polisi akan membongkar tabir ini. Saya sebagai perempuan, ketika melihat TKP, tak ada satu pun benda yang hilang dan kondisi 11 orang dimasukan ke dalam ruangan sempit, untuk apa? Sehingga kami serahkan kepada pihak kepolisian," sambungnya.

Selaras dengan Elinda, pengacara korban pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur, John Siregar, menduga motif pelaku bukan perampokan. Sebab dari keterangan polisi, tak ada barang yang hilang dari rumah mewah konsultan arsitektur tersebut.

"Pasti ada sesuatu yang tak beres ini. Tak mungkin orang seperti Pak Dodi begitu mudahnya dihabisin. Okelah kalau Pak Dodi ya kan, tapi kalau anak-anaknya kan kasihan ada teman anaknya itu. Kasihan itu," tutur pengacara John Siregar di Jakarta, Rabu (28/12).(merdeka.com/detik.com/bintang.com)

Sumber: merdeka.com/detik.com/bintang.com

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO