Pembunuhan Sadis di Pulomas, Kriminolog Curiga Pelaku Disuruh Orang

Pembunuhan Sadis di Pulomas, Kriminolog Curiga Pelaku Disuruh Orang Polisi masih terus menjaga rumah korban perampokan dan pembunuhan di Pulomas

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Kriminolog dari Universitas Indonesia, Josias Simon, menilai tindak kejahatan di Pulomas, Jakarta Timur, bukan hanya perampokan, tapi juga terlihat ada unsur pembunuhan secara bersama-sama.

Menurut Josias, pelaku menyekap para korban dan membunuh sebagian dari mereka secara pelan-pelan. Dia merasa ada yang aneh dari pembunuhan itu. Dilihat dari eksekutor, mereka tidak ada hubungan dengan pemilik rumah.

“Di antara eksekutor, tidak ada hubungan langsung, pekerjaan atau keluarga,” katanya seperti dilansir Tempo, Kamis (29/12).

Josias curiga pelaku disuruh orang lain. “Pelaku dalam kasus ini, seperti orang yang hanya menuruti perintah. Memang gaya mereka pertama seperti perampokan, setelah masuk rumah kenapa jadi pembunuhan?” ujarnya.

Josias juga mengatakan orang-orang bertanya-tanya siapa yang membuat pelaku bisa begitu hebat “melenggang” melewati pengamanan. “Apalagi bisa masuk begitu saja ke rumah itu,” ujarnya.

Josias pun menduga kemungkinan ada yang memberi tahu pelaku tentang kondisi keamanan di rumah itu. Dia mengatakan, jika para pelaku hendak merampok, seharusnya mereka mengambil lebih banyak barang-barang berharga di rumah besar itu.

"Tapi ini tidak, sehingga ada dugaan tidak hanya perampokan, tapi memang pembunuhan bersama-sama," ujarnya lagi.

Josias mengatakan ada kemungkinan orang itu mempunyai hubungan kerja, keluarga, utang-piutang, atau janji yang tidak ditepati.

Seperti diberitakan, perampokan dan pembunuhan terjadi di rumah milik Dodi Triyono di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Kayu Putih, Selasa pagi, 27 Desember 2016. Dari rekaman kamera CCTV, tampak tiga pria memasuki rumah itu dan menyuruh para penghuninya masuk ke sebuah kamar mandi.

Setelah semalaman berada di kamar mandi, enam orang di antaranya tewas, termasuk Dodi. Lima orang lainnya dilarikan ke rumah sakit.

Sementara itu, Ramlan Butar-Butar (45), otak perampokan dan pembunuhan Pulomas yang saat ditangkap tewas lantaran kehabisan darah usai ditangkap, tercatat sebagai residivis. Dia sudah beraksi beberapa kali di Depok dan wilayah lainnya.

Ramlan pernah ditangkap oleh Satreskrim Polresta Depok pada Agustus 2015 lalu. Ramlan ditangkap bersama rekannya yaitu Johny Sitorus dan Posman Andi alias Sihombing.

Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksaaan Negeri Depok, Priatmaji Dutaning Prawiro mengatakan, dari tiga tersangka itu pihaknya hanya memproses dua tersangka, yaitu Johny Sitorus dan Sihombing. Keduanya adalah kakak-beradik.

"Mereka dalam satu berkas," kata Priatmaji, Kamis (29/12) dilansir Merdeka.com.

Klik Berita Selanjutnya

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO