Warga Tiga Kelurahan Was-was, Empat Titik Tanggul Sungai Sadar yang Jebol Belum Ditangani

Warga Tiga Kelurahan Was-was, Empat Titik Tanggul Sungai Sadar yang Jebol Belum Ditangani Salah satu titik tanggul Sungai Sadar yang jebol akibat tergerus derasnya aliran air saat hujan.

KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Warga tiga kelurahan di sekitaran Sungai Sadar belakangan tak dapat tidur nyenyak. Tercatat empat titik tanggul sungai di wilayah Kota Mojokerto dibiarkan kritis.

Hingga kini, kerusakan tangkis sungai yang membelah daerah sejak Desember 2019 lalu dibiarkan jebol tanpa ada penanganan dari pemegang konsensus sungai yakni Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.

Warga berharap pihak berwenang melakukan langkah konkret. Pasalnya, curah hujan yang mengguyur Kota Onde-onde sejak beberapa minggu belakangan lagi tinggi-tingginya.

Sementara itu, tiga kelurahan masuk peta rawan bencana lantaran berada di daerah aliran sungai tersebut yakni Kelurahan Kranggan, Kelurahan Meri, dan Kelurahan Gunung Gedangan.

"Harapannya setelah orang nomer satu (Wali Kota, Red) datang kan cepat ditangani. Jelas was-was lah, kalau pas tidur keseret air lak bagaimana. Berarti cerita (banjir) 2004 lalu kan terulang lagi," keluh Sugeng Wahyudi, warga Ngaglik, Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kamis (6/2) tadi siang.

Pemilik warkop tersebut berharap ada tindakan nyata dari pemerintah. "Ya perlu ada tindakan. Kalau hujan gini, jelas kan nggak mungkin kalau mau membangun plengsengan. Tapi kalau pakai sistem bronjong, jelas bisa lah. Ya itu digunakan biar kami tidak was-was terus," harapnya.

Plengsengan tanggul Sungai Sadar di Ngaglik, Kranggan Jebol Selasa 4 Februari lalu. Peristiwa ini menarik respons Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari. Dia langsung sidak ke TKP bersama Kepala Dinas PUPR dan Lurah Kranggan.

Kejadian serupa menimpa tanggul di Kelurahan Gunung Gedangan. Ironisnya, hingga siang kemarin tak ada kegiatan penanganan apapun dari instansi terkait. Di Ngaglik, tanggul longsor sepanjang kurang lebih 10 dibiarkan saja. Hanya ada tali macam police line menjadi tanda potensi bahaya.

Sejumlah warga khawatir kerusakan tanggul akan membesar jika dibiarkan. Jika debit air naik, tak hanya mengancam pemukiman warga, akses jalan yang menghubungkan jalan Pahlawan dengan R. Wijaya lewat jalan tersebut akan putus.

Dalam kesempatan sidak, Ning Ita meminta kepada Kepala BBWS Brantas Jawa Timur agar segera memberikan penanganan cepat untuk menghindari dampak negatif pada masyarakat akibat ambrolnya plengsengan.

Titik ambrol tanggul juga dilaporkan Mujiono. Ketua RW ini menginformasikan kepada Dewan ada dua titik yang jebol pada 18 Desember 2019 yaitu di depan Ngaglik Gotong Royong 4-5 dan 7-8. Anggota Komisi II DPRD Kota Mojokerto Moch. Harun mengaku langsung melaporkan kejadian ini ke BBWS.

"Langsung saya komunikasikan ke BBWS," akui Harun. (yep/rev) 

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO