Ratusan Sapi di Kota Batu Terjangkit PMK, Peternak Terpaksa Jual Rugi | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Ratusan Sapi di Kota Batu Terjangkit PMK, Peternak Terpaksa Jual Rugi

Editor: Rohman
Wartawan: Adi Wiyono
Minggu, 22 Mei 2022 19:17 WIB

Satu per satu sapi milik peternak di Dusun Jeding mati dalam sepekan terakhir.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Belasan ekor sapi milik warga di Dusun Jeding, Desa/Kecamatan Junrejo, , dilaporkan mati akibat terpapar penyakit mulut dan kuku (). Tepatnya di RW 7 dan 8.

Salah satu peternak sapi, Suwadi, mengungkapkan terdapat sekira 150 ekor sapi di RW 8. Namun, hanya ada satu kandang yang dinyatakan sehat.

Ia menyebut, sampai saat ini lebih dari 10 ekor sapi yang mati. Setiap hari dalam sepekan ini warga selalu kehilangan sapi akibat diduga terjangkit dan tak ada satu pun sapi yang sembuh.

"Tiap hari ada warga yang kehilangan sapi, tapi untuk menghindari hal tersebut warga memilih 'jual paksa'. Apakah itu dalam kondisi sakit atau bukan, yang penting sapi dapat dijual, meski harga di bawah standar," kata Anggota Kelompok Tani Desa Junrejo tersebut, Minggu (22/5/2022).

Suwandi mengaku sebelumnya memiliki 7 ekor sapi, tapi sekarang tinggal satu ekor. Tiga sapi sebelumnya mati karena , sedangkan yang lain sudah dijual.

"Akibat merebaknya , sebagian peternak 'jual paksa' sapi miliknya. meski harganya itu di bawah pasaran. Misal sapi yang biasa laku Rp15 juta, dijual di belantik atau pedagang sapi hanya laku Rp10 juta. Karena demi mendapatkan uang. Peternak yang menjual pun menyetujuinya," paparnya.

Akibat ini, peternak sapi di Junrejo rugi puluhan juta rupiah. Bahkan, produksi susu dari sapi perah juga anjlok.

"Selain kehilangan sapi, produksi susu tak maksimal. Biasanya satu ekor sapi bisa menghasilkan susu 15-18 liter per hari, sekarang (saat mewabah) turun dratis hingga 8 liter, bahkan sapi yang terjangkit sama sekali tak produksi," tuturnya.

Menurut dia, upaya yang dilakukan Pemkot Batu dalam hal mencegah penularan belum maksimal. Ia mengakui Dinas Pertanian dan Peternakan sudah  turun ke sejumlah peternak. Namun, langkah-langkah yang dilakukan dinas menurutnya belum membuahkan hal positif.

Ia berharap pemerintah membantu para peternak yang hewan peliharaannya terdampak , untuk meringankan beban mereka.

"Misalnya memberikan bantuan berupa sembako atau bentuk lainnya karena mereka sekarang ini kondisinya memprihatinkan. Sapinya sakit dan mati, juga tidak mendapatkan uang dari produksi susu, karena mayoritas sapi milik warga adalah sapi perahan," pungkasnya.

Wali , Dewanti Rumpoko, langsung menanggapi keluhan warga terdampak . Ia berpesan kepada peternak sapi di wilayahnya untuk tidak menjual hewan yang terjangkit .

"Usulan warga untuk mendapatkan sembako itu baik, namun akan saya pelajari dulu bersama kepala dinas terkait, apakah layak mendapatkan bantuan atau tidak. Kalau menjual sapi harus dalam dalam kondisi sehat, diskrining dulu, ketika sapi masih sakit, sapi tidak boleh dijual," kata Dewanti. (adi/mar)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video