Isu Santet Merebak di Probolinggo, Polisi dan Pemdes Gercep Lakukan Mediasi untuk Cegah Anarkis | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Isu Santet Merebak di Probolinggo, Polisi dan Pemdes Gercep Lakukan Mediasi untuk Cegah Anarkis

Editor: Nur Syaifudin
Wartawan: Andi Sirajudin
Jumat, 03 Juni 2022 14:14 WIB

Kedua belah pihak, yakni tertuduh dan penuduh isu santet berpelukan setelah dimediasi di Balai Desa Karanganyar.

PROBOLINGGGO, BANGSAONLINE.com - Isu yang membuat kehebohan di , Kecamatan Paiton, Kabupaten , dapat diredam pihak kepolisian bersama pemerintah desa (pemdes) setempat. Hal itu setelah kedua belah pihak yang bertikai atas dugaan ilmu di hingga berakhir dengan damai.

Mediasi dilakukan di balai desa dipimpin langsung Iptu Maskur didampingi Mahfud dan Tokoh Masyarakat Habib Muhammad Ba'ali.

Kedua belah pihak yang bertikai, yakni Slamet Riyadi sebagai tertuduh, dan Ahmad sebagai penuduh dihadirkan dalam tersebut. 

Mediasi itu juga disaksikan banyak warga. Sebab, sempat tersiar kabar akan adanya pelaksanaan sumpah pocong untuk membuktikan isu tersebut.

"Tidak ada rencana sumpah pocong. Kami hanya me keduanya agar tidak bertikai. Untungnya, kapolsek sigap dengan memberikan nasihat hukum bagi kedu-nya," ujar Mahfud pada BANGSAONLINE.com, usai acara .

Sementara Iptu Maskur mengimbau agar warga tidak terprovokasi dengan isu-isu yang belum jelas kebenarannya.

"Alhamdulillah, kita bisa meredam konflik isu ini. Kita sudah me keduanya dan keduanya saling menyadari untuk tidak saling dendam dan berjanji untuk damai yang dituangkan dalam surat pernyataan damai," pungkas .

Meski telah ada kesepakatan damai, warga yang menyaksikan proses mediasai sempat bertahan di balai desa. Polisi yang berjaga akhirnya membubarkan mereka mengantisipasi adanya provokasi warga.

di Alas Tengah, Rumah Warga Dirusak

Di tempat lain, isu juga berembus cepat. Akibat isu itu, sebuah rumah di Desa Alas Tengah, Kecamatan Paiton, Kabupaten , menjadi sasaran amuk warga.

Rumah tersebut milik Sanimo alias Pak Mul. Informasi yang dihimpun, kejadian perusakan bermula pada Kamis (2/6/2022) sekira pukul 18.30 WIB. Ketika itu, sebanyak 50 orang warga Dusun Cendil mendatangi rumah Sanimo untuk melakukan konfirmasi kebenaran kepemilikan ilmu .

Sesampainya di lokasi, salah satu warga yang emosi tiba-tiba langsung memukul Sanimo. Lantaran ketakutan, Sanimo kabur meninggalkan rumahnya.

Sedangkan warga yang sudah tersulut emosinya kemudian melakukan perusakan dengan melempar batu dan membakar sebagian dinding berbahan bambu bagian belakang rumah Sanimo.

Kapolres , AKBP Teuku Arsya Khadafi, mengungkapkan tengah melakukan penyelidikan terhadap kejadian perusakan dan pembakaran rumah milik Sanimo.

"Kami Polres akan mengusut secara tuntas dalam menangani perkara ini. Saat ini sedang dilakukan penyelidikan agar para pelaku perusakan dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum," kata kapolres.

Ia menyayangkan tindakan warga yang main hakim sendiri dan mudah terhasut dengan isu-isu yang sedang berkembang tanpa mencari tahu terlebih dahulu kebenarannya.

"Kami imbau kepada masyarakat agar tidak mudah termakan berita hoax, apalagi main hakim sendiri seperti ini. Apabila ada masalah, temui bhabinkamtibmas atau babinsanya untuk melapor terkait permasalahan yang ada di masyarakat," pesannya.

Aksi anarkis massa dapat diredam setelah dan Pasukan Dalmas Satsamapta Polres tiba di lokasi. (ndi/ns)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video