Jasa Tirta I Konservasi Ratusan Hektare Lahan Kritis di Danau Toba
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Zahrotul Maidah
Rabu, 21 Desember 2022 22:14 WIB
TOBA, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka mengelola daerah tangkapan air (DTA) Danau Toba, Jasa Tirta I terus menggiatkan konservasi lingkungan dengan cara menanam pohon di wilayah tersebut.
Agenda yang telah dilakukan Jasa Tirta I sejak 2019 itu masuk dalam Program Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (PJPSDA), pembiayaannya diperoleh dari iuran yang dipungut atas pemanfaatan air permukaan untuk berbagai kebutuhan komersial, seperti PLTA, PDAM, dan industri.
BACA JUGA:
Polres Jombang Peduli Lingkungan, Kerahkan Anggota Tanam 1.115 Pohon
2000 Tiket F1 Powerboat 2023 di Danau Toba Ludes Terjual
Antisipasi Bencana, FRPB dan Mahasiswa KKN UMM, Tanam Pabrik Oksigen di Larangan Luar Pamekasan
Gandeng ARPL, Pemkab Kediri Gelar Gerakan Penghijauan di Lereng Wilis
Konservasi di Hulu Danau Toba masuk dalam PJPSDA PJT I dengan PT Inalum. Kegiatan ini terbagi pada 4 kabupaten di sekitar DTA Danau Toba, lalu di Kabupaten Samosir ada 500 Hektare yang telah terlaksana sejak 2019, dan untuk Kabupaten Toba total lahan sebanyak 250 hektare dilaksanakan sejak 2021 hingga tahun ini.
"Di Kabupaten Humbang Hasundutan dengan luas lahan total 100 hektare dilaksanakan sejak 2021. Sedangkan di Kabupaten Tapanuli Utara, kegiatan penanaman masih berlangsung saat ini dengan target 50 hektare lahan kritis," kata Direktur Operasional Perum Jasa Tirta I, Milfan Rantawi, Rabu (21/12/2022).
Selain di DTA Danau Toba kegiatan penanaman pohon juga dilakukan di area Sungai Asahan dengan luas lahan sebesar 75 hektare, yang menjadi bagian dari PJPSDA dengan PT Bajra Daya Sentra Nusa. Di Kabupaten Toba, penghijauan dilakukan di 3 kecamatan, yakni Kecamatan Ajibata, Lumban Julu, dan Bonatua Lunasi, yang tersebar di sejumlah desa.
"Enam desa di Kecamatan Ajibata dengan total luasan 86,38 Ha, 8 desa di Lumban Julu dengan total 134,17 Ha. Sementara sisanya, sekitar 23 Ha tersebar di 3 desa di Kecamatan Bonatua Lunasi," ungkap dia.
Menurut dia, hampir seluruh bibit konservasi ditanam di lahan masyarakat yang teridentifikasi masuk ke dalam areal kritis. Dalam pelaksanaannya, permintaan bibit yang ditanam pun menyesuaikan dengan permintaan dari pemilik lahan.
Jenis tanaman yang dominan diminta adalah jenis tanaman produktif seperti Alpukat dan Durian. Disamping itu, juga terdapat tanaman konservasi seperti Pinus dan Ingul juga banyak diminati oleh masyarakat.