Dzuriyah Hadratussyaikh, Mbah Wahab, dan Hasan Gipo Dukung Kiai Chalim sebagai Pahlawan Nasional | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Dzuriyah Hadratussyaikh, Mbah Wahab, dan Hasan Gipo Dukung Kiai Chalim sebagai Pahlawan Nasional

Editor: MMA
Selasa, 02 Mei 2023 17:33 WIB

Sekira 500 dzuriyah muassis NU, pengurus NU, dan kiai serta tokoh masyarakat hadir dalam Seminar Nasional Pengusulan KH Abdul Chalim sebagai Pahlawan Nasional di Islamic Centre Surabaya, Sabtu (29/4/2023). Foto: BANGSAONLINE

Hj Nyai Mahfudhah Ali Ubaid, putri KH Abdul Wahab Hasbullah, juga mendukung pengusulan Kiai Abdul Chalim sebagai . Ia menceritakan tentang kedekatan Mbah Wahab, panggilan warga NU terhadap Kiai Abdul Wahab Hasbullah.

“Perlu diketahui, bahwa Kiai Abdul Chalim adalah teman seperjuangan KH Abdul Wahab Chasbullah,” kata Nyai Mahfudzoh dalam sambutan tertulisnya di depan para peserta seminar yang juga dikirim ke BANGSAONLINE.

Bahkan, kata Nyai Mahfudzoh, Kiai Abdul Chalim menulis perjuangan Mbah Wahab dalam bentuk nadzaman.

“Kedekatan Kiai Abdul Chalim dan Kiai Abdul Wahab menular kepada dzuriyahnya sekarang. Kiai Asep sering berkomunikasi dan silaturahim dengan keturunan Kiai Wahab. Semoga jalinan silaturahim ini bisa berjalan terus dengan baik dan membawa berkah,” kata Nyai Mahfudzoh.

Menurut Nyai Mahfudzoh, beberapa poin menarik yang membuat Kiai Abdul Chalim layak diangkat sebagai Pahlawan Nasional, antara lain, beliau pendiri NU.

“Lalu saat Resolusi Jihad berkumandang beliau terlibat aktif mengumpulkan para ulama, kemudian bersama rakyat bahu membahu melawan penjajah di Surabaya,” kata tokoh Muslimat NU itu.

Nyai Mahfudzoh juga menjelaskan bahwa Kiai Abdul Chalim pernah menjadi anggota MPRS. Intinya, kata Nyai Mahfudzoh, Kiai Abdul Chalim adalah seorang yang paripurna andilnya untuk bangsa dan negara.

“Sebab, selain ulama, beliau seorang politisi dan pejuang bangsa,” katanya.

Dalam sambutan tertulis yang dibaca di depan peserta seminar itu, Nyai Mahfudzoh juga menyinggung tentang inisiatif Kiai Abdul Wahab untuk mendirikan NU. Menurut dia, Kiai Wahab minta restu pada Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari. Tapi tak kunjung mendapat restu.

“Padahal restu Hadratussyaikh bagi Kiai Wahab adalah kunci dan modal utama untuk mendirikan NU,” tegas Nyai Mahfudzoh.

Kenapa? “Karena Hadratussyaikh bagi Kiai Wahab bukan saja guru yang sangat dihormati, tapi karena Hadratussyaikh adalah ulama paling berpengaruh dan disegani di nusantara saat itu. Termasuk oleh penjajah sekalipun,” kata Nyai Mahfudzoh.

Kiai Wahab kemudian curhat terhadap Kiai Abdul Chalim. “Saya sudah 10 tahun belum mendapat izin. Kalau memang tak dapat izin, saya akan kembali kepada organisasi dengan melakukan perubahan-perubahan. Atau saya kembali ke pesantren,” kata Kiai Wahab kepada Kiai Abdul Chalim, seperti dikutip Nyai Mahfudzoh.

Menurut Nyai Mahfudzoh, pengusulan Kiai Chalim sebagai bukan hanya kepentingan keluarga Kiai Asep, tapi menjadi kebanggaan warga Nahdliyin dan Bangsa Indonesia.

“Tokoh penting yang selama ini tersembunyi jasa-jasanya bagi bangsa ini, perlu dimunculkan ke publik sebagai suri teladan era sekarang,” kata Nyai Mahfudzoh sembari mengatakan bahwa keluarga besar Kiai Wahab Hasbullah mengucapkan terima kasih diberi kesempayaan untuk memberikan sambutan.

Selain Nyai Mahfudzoh, para dzuriyah Kiai Abdul Wahab yang hadir adalah KH Hasib Wahab (Gus Hasib) dan Gus Rokib.

Dzuriah , ketua PBNU periode pertama, juga hadir. Di antaranya, Yunus Gipo.

“Yang hadir insyaallah 17 – 19 orang,” kata Yunus Gipo kepada BANGSAONLINE.

Acara seminar itu berakhir sekira pukul 17.00 WIB. Usai seminar, para kiai dan tokoh yang hadir dalam seminar itu diundang Gubernur Khofiah ke Gedung Negara Grahadi. Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu menggelar halal bihalal. Temanya Halal Bihalal bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Mahfud MD.

Saat menyampaikan sambutan, Mahfud MD mengaku sangat mendukung Kiai Abdul Chalim sebagai Pahlawan Nasional. Menurut dia, Kiai Abdul Chalim sangat layak mendapat gelar pahlawan karena jasa-jasanya terhadap bangsa dan negara Indonesia. Karena itu ia mendorong tim atau panitia pengusulan gelar pahlawan Kiai Abdul Chalim bekerja sebaik-baiknya.

Mahfud MD menegaskan bahwa dirinya merupakan Ketua Dewan Gelar Pahlawan. “Saya (Ketua Dewan Gelar) masih satu setengah tahun lagi. Tahun ini (2023) dan tahun depan (2024),” kata Mahfud MD.

Menurut dia, prosedur pengusulan gelar pahlawan dari masyarakat melalui Dinsos dan TP2GD. Lalu ke Kemensos. Di Kemensos dikaji oleh TP2GP. Finalnya di dewan gelar.

“Setelah itu, baru Presiden yang menentukan,” kata Mahfud MD.

Seminar yang dipandu Ahmad Zuhri itu menampilkan para tokoh dan akademisi sebagai narasumber. Yaitu Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra (Undip Bandung), Prof. Dr. Abdul Halim (UINSA Surabaya), Dr. KH. As'ad Said Ali (mantan Waka BIN), Dr. Muhammad Albarra (cucu Kiai Abdul Chalim), dan Prof Dr sebagai keynote speaker. (M Mas’ud Adnan)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video