Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (17): Jamaah Salat di Masjid Rahmat Tak Pernah Sepi | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (17): Jamaah Salat di Masjid Rahmat Tak Pernah Sepi

Editor: Maulana
Wartawan: Yudi Arianto
Jumat, 23 Juni 2017 12:57 WIB

Salah satu pengajian yang digelar di Masjid Rahmat Kembang Kuning usai Salat Ashar, yang diasuh oleh KH Abd Muchid Murtadho, Ketua Umum Yayasan Masjid Rahmat Surabaya. foto: YUDI ARIANTO/ BANGSAONLINE

Sumur tua ini sampai saat ini masih dipakai untuk kebutuhan berwudhu para jamaah saat rawatib di Masjid Rahmat. Berhubung jamaah salat ini bertambah banyak, maka diimbangi dengan air dari PDAM.

Meski datang musim kemarau, sumur ini tidak pernah kering. Bahkan bisa dipakai berwudhu orang banyak. Apabila air PDAM itu mati, sumur tua ini yang berperan melayani para jamaah dalam bersuci. “Pernah ada juga orang-orang yang meminta air ini sebagai sugesti untuk keluarganya yang sakit,” kenangnya.

Jamaah salat di Masjid Rahmat tidak pernah sepi, setiap harinya tidak kurang dari 5 sampai 6 shaf yang 1 shafnya sekitar 50 orang untuk laki-laki. Sedangkan untuk yang perempuan sekitar 2-3 shaf. Jadi total setiap harinya ada 9 shaf atau sekitar 500 orang yang melakukan salat jamaah rawatib.

“Dengan istiqomahnya masyarakat juga saling mendukung takmir dan pengurusnya juga dalam melaksanakan hal tersebut bersama-sama,” tandasnya.

Terlebih pada bulan Ramadan, ada berbaga macam pengajian mewarnai ibadah di Masjid Rahmat Kembang Kuning ini, seperti kuliah Dzuhur, pengajian Azhar, kultum menjelang tarawih serta acara buka bersama (bukber) yang setiap harinya tidak kurang dari 500 porsi makan di teras masjid.

“Alhamdulillah partisipasi masyarakat untuk memberikan buka banyak sekali. Belum lagi ditambah saat masuk maleman (malam ke-20-an) yang jatuh pada sepuluh hari terakhir, ada sahur bersama,” pungkasnya. (ian/lan/bersambung)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video