Guru Tak Bisa Diganti Robot, ​Kini Jumlah Santri 4 Juta, Pesantren Capai 30 Ribu | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Guru Tak Bisa Diganti Robot, ​Kini Jumlah Santri 4 Juta, Pesantren Capai 30 Ribu

Editor: Em Mas'ud Adnan
Minggu, 25 Agustus 2019 21:41 WIB

KH. Kikin Abdul Hakim (Gus Kikin), wakil pengasuh Pesantren Tebuireng memberi sambutan untuk bakti sosial dalam rangka "120 Tahun Pesantren Tebuireng" di Pesantren Teburieng Jombang, 23 hingga 25 Agustus 2019. foto: istimewa/ bangsaonline.com

Menurut dia, jika UN itu multiple choice yang hanya punya satu jawaban benar, maka guru harusnya membuatkan soal untuk para siswa, soal-soal yang membuat mereka berpikir dan tidak hanya punya satu jawaban benar saja.

Sementara Prof. H. Kamaruddin Amin, Direktur Jenderal Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, menyatakan pendidikan Islam adalah lembaga pendidikan terbanyak dan termasif di Indonesia. Di dunia, kata dia, tidak ada negara selain Indonesia yang memiliki jumlah lembaga pendidikan Islam terbanyak dan termasif.

Menurut dia, madrasah di Indonesia kini mencapai angka 52.000. berjumlah 30.000, Perguruan Tinggi Islam berjumlah 796, dengan jumlah santri mencapai 4 juta dan 7 juta siswa-siswi TPQ.

“Karena itu, karakter keberagaman di Indonesia tergantung karakter schoolarship pendidikan Islam yang berkembang di Indonesia,” katanya. Tantangan kita, tegas dia, bukan hanya memperkuat bidang kognitif. “Tantangan terbesar kita adalah pendidikan karakter, dan karakter memiliki distingsi ,” tambahnya.

Menurut dia, pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam saat ini merupakan salah satu rujukan pendidikan karakter. Sebab, salah satu distingsi pesantren adalah proses pendidikan yang bukan hanya transfer ilmu, melainkan melalui interaksi penuh yang terjalin selama di pesantren. “ tak lagi dibatasi oleh bangku sekolah, melainkan setiap saat ada pelajaran yang dapat diambil dari setiap figur yang ada di pesantren,” kata Kamaruddin Amin yang menggantikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Sementara Mohammad Zahri, Ketua Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia yang tampil pada hari kedua (24/8/2019) mengungkapkan bahwa pesantren merupakan salah satu pendidikan terbaik di Indonesia. Menurut dia, kiprah pesantren telah nyata. Faktanya, menghasilkan para ulama, tokoh nasional, bahkan presiden, wakil presiden, menteri, dan pejabat penting lainnya.

Ia mengapresiasi terhadap pendidikan model pesantren, khususnya pondok Tebuireng.

“Terlebih pondok pesantren Tebuireng dengan salah satu karya pendirinya, yaitu kitab ‘Adabul ‘Alim Wal Muta’alim’, karya KH.Hasyim Asy’ari yang sangat layak dijadikan referensi pendidikan modern saat ini,” kata Muhammad Zahri.

Pada hari kedua juga hadir Menristek Dikti Muhammad Nasir. Ia mengingatkan agar pendidikan yang ditanamkan pada siswa dibarengi dengan rasa nasionalisme. “Jadi dalam pendidikan itu supaya muncul rasa nasioalisme, harus saling bersinergi. Kalau orang religious, pasti nasionalis, begitu sebaliknya,” katanya.

Acara “120 Tahun Tebuireng” ini dipungkasi dengan istitghotsah dan testimoni para santri Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari. (tim)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video