Lahan Berkurang, Petani Sekitar Blok Cepu Bojonegoro Terancam Kehilangan Pekerjaan
Editor: Revol
Wartawan: Eky Nur Hadi
Minggu, 11 Januari 2015 18:53 WIB
"Namun sekarang, saya dan teman-teman hanya bisa
memborong menanam padi atau tandur paling lama sepuluh hari. Sebab,
lahan pertanian di sekitar proyek migas ini semakin sempit. Akibatnya,
pendapatan yang kami terima selama musim tanam padi ya banyak
berkurang," tuturnya.
Lahan pertanian di Desa Mojodelik yang
merupakan desa penghasil minyak dan gas bumi lapangan Banyu Urip Blok
Cepu misalnya kini tinggal 300 hektare. Sedangkan, lahan pertanian
seluas 400 hektare telah beralih fungsi menjadi lokasi industri migas
Banyu Urip Blok Cepu.
Menurut Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat
Kecamatan Gayam, Tamzil, berkurangnya lahan pertanian di desa-desa
sekitar ladang migas Banyu Urip Blok Cepu rawan menimbulkan gejolak
sosial. Mereka yang paling rawan jatuh miskin yaitu petani dan buruh
tani yang selama ini menggantungkan hidupnya dari lahan pertanian.
"Petani
dan buruh tani itu keterampilannya ya menggarap lahan sawah. Kalau
lahan pertaniannya sudah tidak ada, maka mata pencaharian mereka juga
akan hilang," ujarnya.
Semestinya, kata dia, pada saat terjadi
pembebasan lahan pertanian untuk proyek migas Blok Cepu, maka petani
sudah disediakan lahan pengganti di luar desa atau kecamatan. Dengan
begitu, kata dia, mereka tetap bisa menggarap lahan dan mempunyai
penghasilan dari hasil pertanian.
"Kenyataannya banyak petani dan
buruh tani yang beralih bekerja menjadi kuli di proyek migas. Tetapi,
setelah proyek selesai, mereka kelimpungan," tuturnya.
Tak
heran meski ada proyek migas Blok Cepu di Bojonegoro terungkap angka
kemiskinan di sekitar ladang migas Blok Cepu cukup tinggi yakni mencapai
2.325 kepala keluarga.
Keluarga miskin ini tinggal di 12 desa
di wilayah ring satu lapangan Banyu Urip Blok Cepu yakni Gayam,
Ringintunggal, Begadon, Brabowan, Bonorejo, Beged, Mojodelik, Ngraho,
Katur, Sudu, Cengungklung, dan Manukan.
Sementara itu, lahan
persawahan di wilayah Kabupaten Bojonegoro tercatat seluas 77.522
hektare yang terdiri dari 36.151 hektar lahan irigasi dan 41.371 lahan
tadah hujan. Produksi padi di Kabupaten Bojonegoro pada tahun ini
ditargetkan sebanyak 960 ribu ton.