Catatan untuk Mendikbud Nadiem Makarim: Pendidikan Indonesia dan Intelektual Ulul Albab | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Catatan untuk Mendikbud Nadiem Makarim: Pendidikan Indonesia dan Intelektual Ulul Albab

Editor: Redaksi
Kamis, 30 Juli 2020 21:34 WIB

KH. Agoes Ali Masyhuri

Nadiem Makarim tidak mempunyai latar belakang dan pengalaman di bidang pendidikan. Dia diberi kepercayaan yang sangat besar untuk mendesain manusia-manusia Indonesia masa depan melalui pendidikan. Selain itu Menteri Nadiem juga dipersenjatai dengan anggaran yang sangat besar yakni 20 persen dari total APBN yang mencapai 2.600 Triliun, yang berarti Mendikbud mempunyai anggaran lebih dari Rp 500 Triliun.

Kebijakan Mendikbud muda ini lebih fokus pada pendidikan sains dan ilmu pengetahuan. Hal ini bisa dimaklumi karena latar belakangnya sebagai ahli teknologi informasi dengan keberhasilannya menjadikan Gojek sebagai perusahaan aplikasi decacorn dengan valuasi perusahaan di atas USD 10 Miliar.

Fokus pada sains dan ilmu pengetahuan sangatlah tepat dan strategis sebagai bagian dari tantangan masa depan. Tetapi yang harus tetap diingat adalah bahwa tujuan pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia seutuhnya. Manusia Indonesia harus utuh, otaknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dan ruhaninya harus dipandu oleh iman dan takwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa (imtak).

Keduanya harus seiring dan sejalan tak bisa dipisahkan. Ilmu pengetahuan tanpa iman akan tersesat, dan iman tanpa ilmu akan buta. Agama Islam adalah agama ilmu pengetahuan yang memberi tempat yang sangat tinggi dan terhormat bagi mereka yang berilmu di sisi Allah SWT.

Ayat-ayat Al-Quran banyak sekali mengandung nilai-nilai iptek dan mendorong manusia untuk menggunakan akal budinya untuk menyelidiki jagat raya dan isinya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Sang Khaliq. Islam mempunyai konsep "Ulul Albab" Manusia Yang Berkecerdasan.

Intelektual Ulul Albab disebut 16 kali dalam Al-Qur'an, dan perintah untuk mempergunakan akal diserukan sebanyak 24 kali. Ini adalah bukti bahwa Islam sangat menghormati akal untuk mencari ilmu pengetahuan untuk mencapai derajat Ulul Albab.

Karakter Ulul Albab sebagaimana disebut pada Al Qur'an (3:190) adalah orang yang mengingat Allah setiap waktu pada saat berdiri, duduk, dan berbaring, dan mempergunakan akal fikirnya untuk merenungkan ciptaan Allah.

Ulul Albab adalah manusia intelektual yang mengutamakan zikir dan kemudian fikir. Bukan sebaliknya, mengedepankan fikir (rasio) dan menomorduakan zikir (iman dan takwa).

Sejarah Islam selama tujuh abad sejak abad ke-7 sampai abad ke-14 juga telah membuktikan lahirnya intelektual Ulul Albab yang membawa kemajuan ilmu pengetahuan modern sampai sekarang. Tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusydi, Al Khawarizmi, adalah peletak ilmu pengetahuan modern yang kemudian diadopsi oleh para intelektual Barat.

Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa kemajuan dan kesejahteraan yang dahsyat di Barat. Tetapi, tanpa imtak negara-negara Barat sekarang menghadapi problem-probem sosial yang menyeramkan dalam hal kemerosotan ahlak dan moral.

Indonesia tidak boleh jatuh ke lembah yang sama, dan karena itu yang dibutuhkan bukan ilmuwan liberal hasil dari sistem pendidikan liberal yang meminggirkan peran agama.

Indonesia membutuhkan intelektual Ulul Albab canggih yang bisa memadukan iptek dan imtak. Di sinilah posisi strategis yang diperankan oleh NU dan Muhammadiyah. (*)

*Penulis adalah Wakil Rois Syuriah PWNU Jatim, Pengasuh Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo, dan Pendiri Lembaga Pendidikan Internasional Bumi Shalawat

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video