Ketua Majelis Alumni IPNU Jatim Dukung Komentar Gus Yahya: NU Milik Semua Partai

Ketua Majelis Alumni IPNU Jatim Dukung Komentar Gus Yahya: NU Milik Semua Partai Ketua Majelis Alumni IPNU Jatim, H Muzammil Syafi'i.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Ketua Majelis Alumni Ikatan Pemuda (IP) Jawa Timur (Jatim), H Muzammil Syafi'i, mendukung pernyataan Ketua Umum PB terpilih, Yahya Cholil Staquf, yang mengatakan bahwa bukan alat politik satu partai.

"Saya sangat setuju dengan pendapat (sapaan Yahya Cholil Staquf) bahwa itu milik semua partai, bukan satu partai," ujarnya kepada BANGSAONLINE.com, di Hotel Horison, Kota Pasuruan, Sabtu (8/1).

Baca Juga: Digawangi Perempuan Muda NU, Aliansi Melati Putih se-Jatim Solid Menangkan Khofifah-Emil

" tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana, kembali ke Khittah 1926," tambahnya. Menurut dia, mengutamakan politik kebangsaan, bukan condong kepada salah satu golongan.

Karena itu, ia menilai apa yang diucapkan Ketua Umum PB Terpilih merupakan pernyataan yang bijak.

Muzammil memberi contoh saat pilkada. Ia berharap, tidak mendukung salah satu kandidat yang bertarung. Melainkan, memberi perlindungan kepada semuanya, dengan memberi pengarahan atau pembinaan agar tidak terjadi gesekan antar masyarakat yang disebabkan beda pilihan.

Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT

Menurutnya, selama ini cenderung condong kepada satu partai saat pilkada. Oleh karena itu, sebagai ormas terbesar di Indonesia, ia berharap netral, tidak condong kepada salah satu partai.

" milik kita semua, milik semua partai, bukan untuk satu partai," kata Muzammil.

Sebelumnya, Ketua Umum PB, , menyatakan tak boleh jadi alat politik parpol mana pun, termasuk Partai Kebangkitan Bangsa (). Ia tidak menampik bahwa memang PB memiliki hubungan erat dengan , tapi hal itu tidak serta-merta membuat PB menjadi alat pemenangan .

Baca Juga: Syafiuddin Minta Menteri PU dan Presiden Prabowo Perhatikan Tangkis Laut di Bangkalan

"Relasi dengan saya kira alami sekali, karena dulu sendiri diinisiasi, dideklarasikan oleh pengurus-pengurus PB, itu satu hal. Tapi, sekali lagi, tidak boleh lalu ini jadi alat dari atau dikooptasi dengan . Saya juga tidak mau PB ada yang Capres atau Cawapres di 2024 mendatang," kata . (afa/mar) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Gila NU dan Orang NU Gila, Anekdot Gus Dur Edisi Ramadan (16)':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO