KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Saat mengecek peserta apel kesiapsiagaan bencana, Kamis (27/1), perhatian Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana tertuju pada Aulia Putri Sasmita. Ia terkesima dengan relawan bencana paling muda di Kabupaten Kediri itu.
Sebab, bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu telah akrab melakukan kegiatan pendakian.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
“Siapa namanya?” tanya Dhito kepada Putri yang berdiri paling depan saat ikut dalam acara apel kesiapsiagaan itu.
“Putri,” jawabnya singkat.
Wajah polos anak kelas dua SD ini membuat penasaran bupati. Pengakuan Putri, ia telah melakukan pendakian di banyak gunung, seperti Gunung Kelud, Wilis, Penanggungan, dan Butak.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
“Lho lho lho,” respons Dhito terkejut mendengar jawaban anak itu.
“Usia berapa tahun kamu nak?,” tanya Dhito lagi.
“Usia 8 tahun,” kata Putri.
Baca Juga: OTK Penantang Duel Kabag Ops Polres Kediri Kota Diamankan, Ternyata Menderita Gangguan Jiwa
Karena terkesima dengan capaian Putri, Dhito semakin penasaran dengan melanjutkan pertanyaan kepada putri dari Edi Purwanto ini. Bupati yang juga putra Menseskab Pramono Anung itu bertanya sejak kapan Putri hobi mendaki gunung.
“Sejak umur 4 tahun,” ujar Putri kepada Dhito.
Mendengar hal tersebut, bupati yang kerap mengendarai vespa ini mendoakan agar kelak di usia 17 tahun, Putri mampu mendaki Gunung Everest.
Baca Juga: Kejari Kabupaten Kediri, Kenalkan Program Sareng Jaga Desa
“Nanti saya doakan umur 17 kamu naik Gunung Everest ya,” doanya.
Sontak, orang yang berada di sekitar mereka ini mengamini doa bupati berkacamata tersebut.
Putri mengaku bahagia bisa berbincang langsung dengan bupati muda dari PDIP itu. Dirinya juga mengucapkan terima kasih pada Dhito karena telah diberikan kaus.
Baca Juga: Desak Ketua LMDH Budi Daya Satak Mundur, Kantor Perhutani Kediri Didemo Warga
“Terima kasih Mas Dhito sudah diberikan kaus,” kata Putri.
Tak hanya menghampiri relawan cilik saja, Dhito juga menghampiri peserta apel dari PDKK (Perkumpulan Disabilitas Kabupaten Kediri). Ia pun menyempatkan berbicara dengan mereka.
Di kesempatan tersebut, bupati menjadi inspektur apel kesiapsiagaan bencana sekaligus mengukuhkan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Kediri.
Baca Juga: Polres Kediri Tangkap Tiga Terduga Kasus Judol
Pihaknya menyebut, kesadaran mengenai kewaspadaan dan kesiapsiagaan bencana di wilayahnya sudah tinggi. Terbukti dari kedatangan peserta apel tersebut dari berbagai elemen. Mulai anak kecil seperti Putri, kaum disabilitas, dokter, hingga TNI dan Polri.
“Begitu bicara soal bencana, kita jadi lepas seragam dan kita selesaikan secara bersama-sama,” ujarnya.
Terkait banjir di Kecamatan Grogol, menurutnya Pemerintah Kabupaten Kediri sudah melakukan beberapa hal, termasuk perbaikan tanggul yang jebol akibat banjir dan sering melakukan normalisasi sungai.
Baca Juga: Kawal Anggota DPR RI, Kabag Ops Polres Kediri Kota Ditantang Duel OTK
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Plt. Bupati Nganjuk, Marhain Djumadi, perihal sudetan sungai yang tersambung dengan beberapa sungai di Kabupaten Kediri untuk dilakukan normalisasi.
“Sudetan sungai itu (di wilayah Grogol dan Tarokan) sampai di Kabupaten Nganjuk. Maka Kalau dinormalisasi atau diperbaiki harus sampai Nganjuk,” pungkasnya.
Apel kesiapsiagaan dan gelar peralatan penanggulangan bencana dan pengukuhan FPRB Kabupaten Kediri itu digelar di Lapangan Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Kamis (27/1). (uji/rev)
Baca Juga: Tangani Permukiman Kumuh, Dhito Janji Lakukan Terobosan Baru, Gaet Pihak Swasta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News