KOTA PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kota Probolinggo menemukan lapak taman wisata studi lingkungan (TWSL) yang sudah beralih fungsi, bahkan dijual kepada orang lain. Hal ini terungkap saat Komisi II DPRD Kota Probolinggo menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP).
"Kita menemukan sebagian lapak ada yang dijual oleh pedagang," kata Kepala DKUPP Kota Probolinggo, Fitriwati, Rabu (9/2).
Baca Juga: Belasan Wartawan Datangi Kantor DPRD Kota Probolinggo, Ada Apa?
Melihat kondisi tersebut, pihaknya kemudian melakukan penataan kembali dengan meminta pedagang agar menyerahkan kunci lapak.
"Saya melihat lapak itu juga sebagian ada yang tutup tidak berjualan," tuturnya.
Fitriwati berujar, di depan TWSL terdapat 20 lapak yang dibangun Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo agar pedagang berjualan produk lokal.
Baca Juga: 30 Anggota DPRD Kota Probolinggo Resmi Dilantik
"Harapan kita pedagang menjual produk oleh-oleh Probolinggo," ujarnya.
Sejumlah pedagang yang hadir di RDP itu meminta agar kunci lapak tidak diambil oleh pemerintah karena mereka masih berniat untuk berjualan. Namun, para pedagang mengeluh soal permodalan jika harus menjual oleh-oleh khas dari Probolinggo.
"Saya ini sudah 14 tahun menempati lapak di situ. Saya berharap agar pemerintah tidak mengambil kuncinya. Saya minta kebijakan pemerintah," ujar salah seorang pedagang, Mbok Suto.
Baca Juga: Pj Wali Kota Probolinggo Serahkan Nota Keuangan ke Dewan
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Probolinggo, Sibro Malisi, mengungkapkan bahwa pemerintah daerah setempat masih memberi kesempatan bagi pedagang untuk berjualan di TWSL, asalkan mereka berkomitmen. Ia pun mengakui jika sebagian lapak memang ada yang berpindah tangan kepada orang lain.
"Terlepas dari itu saya tidak tahu apakah berpindah tangan itu dijual atau tidak. Yang jelas pedagang menempati lapak itu hanya sewa tempat," kata Sibro. (ugi/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News