SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Masih segar ingatan kita saat Megawati Soekarnoputri menentang keras kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla (SBY-JK) soal Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk rakyat ekonomi lemah. Ketua Umum PDIP itu dengan lantang menyatakan bahwa BLT membuat rakyat jadi peminta-minta.
“Ini (BLT) sebetulnya membuat mental bangsa kita menjadi peminta-minta,” tegas Mega di sela-sela Rapat Kerja Nasional PDIP di Makassar, Sulawesi Selatan, 27 Februari 2018.
Baca Juga: Kunjungi Situs Ndalem Pojok, Risma Teteskan Air Mata
Tak tanggung-tanggung. Seperti dikutip Liputan6, putri Bung Karno itu menginstruksikan agar kader PDIP di daerah menolak BLT. Mega bahkan merestui sikap kepala-kepala daerah yang kader PDIP menolak program presiden SBY-JK itu.
Karuan saja Wapres JK tersinggung. JK tak terima BLT dianggap membuat mental rakyat menjadi peminta-minta. “Ini sama dengan negara memberikan infak. Berarti Anda juga menganggap masyarakat kita ini peminta-minta kalau menarima infak, sedekah, atau zakat,” tegas JK.
Yang menarik, kini anak buah Mega, Mensos Tri Rismaharini, justru menerapkan program bantuan uang tunai seperti yang pernah menjadi program andalan SBY.
Baca Juga: Gus Ipul Tetap Jabat Mensos di Kabinet Merah Putih
Memang program itu bernama Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Tapi praktiknya, warga menerima uang tunai lewat kantor pos. Yaitu sebesar Rp 200 ribu tiap bulan.
Di Surabaya, program BPNT melibatkan RT dan RW. Para RT dan RW itulah yang mengundang para penerima bantuan untuk berkumpul di titik tertentu untuk menerima BPNT.
Lalu bagaimana respons warga? “Praktiknya ya susah. Kalau bantuan dalam bentuk uang ya suka-suka. Meski diimbau agar tak dibelikan rokok, tapi siapa yang menjamin tak dibelikan rokok. Bahkan bisa jadi uang itu juga untuk main judi. Akibatnya, bantuan yang seharusnya untuk memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga malah mbeleset, luput sasaran,” kata seorang warga Surabaya.
Baca Juga: Hadiri Moonzaya Bersholawat, Risma Bercerita soal Penutupan Dolly
Menurut dia, bantuan berupa sembako selama ini sudah bagus dan sesuai tujuan pemerintah untuk meringankan beban rakyat ekonomi tak mampu. Karena itu ia menyayangkan kebijakan Mensos Risma mengubah dan diganti uang tunai. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News