SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Rebutan Khofifah Indar Parawansa secara terbuka yang dilakukan para ketua umum partai politik dan menteri menjadi buah bibir di Jawa Timur. Apalagi mereka terang-terangan memasang baliho untuk bersanding dengan ketua umum PP Muslimat NU dan gubernur Jawa Timur itu .
Siapa saja mereka? Antara lain Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Baca Juga: Hadiri Haul Ke-15 di Ciganjur, Khofifah Kenang Sosok Gus Dur Sebagai Pejuang Kemanusiaan
Lalu apa yang diharapkan mereka. Apa keunggulan Khofifah? Simak lanjutan tulisan M Mas’ud Adnan - edisi ketiga - di HARIAN BANGSA di bawah ini. Selamat membaca:
Soliditas Muslimat NU di belakang Khofifah memang luar biasa. Karena itu wajar jika para pimpinan partai politik berebut bersanding dengan Khofifah Indar Parawansa.
Saya sendiri punya pengalaman konkret saat aktif di partai politik. Menjelang Pilgub Jatim 2013, saya ikut rapat PKB Jatim di Hotel Utami Sidoarjo. Saat itu saya Wakil Ketua DPW PKB Jatim.
Baca Juga: Khofifah: Kasih Ibu Sepanjang Masa, Hormatilah dan Berbaktilah Selagi Ada
Tapi Pak Halim Iskandar (Gus Nanang, Ketua DPW PKB Jatim) minta saya agar mendampingi Ketua Umum PKB A Muhaimin Iskandar (Cak Imin) kunjungan kerja ke Sidoarjo.
“Cak Ud dampingi ketum ke Sidoarjo,” perintah Gus Nanang kepada saya saat itu.
Nah, di dalam mobil - dalam perjalanan ke Sidoarjo - Cak Imin tanya saya soal Calon Gubernur Jatim. “Menurut Cak Ud kita mengusung siapa. Pak Karwo atau Khofifah,” tanyanya. Cak Imin sangat terbuka sharing ide dengan saya. Saat itu.
Baca Juga: Peringatan HKSN 2024, Khofifah Ajak Masyarakat Perkuat Solidaritas Antar Sesama
(Billboard Airlangga Hartarto bersanding dengan Khofifah Indar Parawansa. Foto: selalu.id)
Saya menjawab lugas. “Kalau PKB mau cari uang ya mengusung Pak Karwo. Tapi kalau PKB mau cari suara ya mengusung Khofifah. Menurut saya, menang atau kalah, suara Muslimat NU pasti ke PKB, kalau kita merekom Khofifah,” jawab saya.
Baca Juga: Antusias Siswa Rejoso Sambut Bantuan dari Khofifah Pascabanjir
Cak Imin tak segera memutuskan. Di Sidoarjo, salah satu agenda Cak Imin bertemu Ketua Muslimat NU Sidoarjo. Dalam pertemuan yang hanya diikuti empat orang, termasuk saya, itulah ketua Muslimat NU Sidoarjo itu bercerita bahwa dia punya kelompok koperasi. Anggotanya ribuan. Saya lupa jumlah persisnya. Apa 6.000 atau 60.000.
“Kalau saya perlu mereka, saya cukup SMS (saat itu WA jarang), mereka sudah berkumpul,” katanya.
Cak Imin sangat terkesan. “Iya ya, kalau kita gandeng Muslimat NU dahsyat. Costnya juga tidak mahal seperti NU. Cukup dikasih Rp 15 juta aja per cabang Muslimat NU sudah solid dukung kita,” kata Cak Imin dalam perjalanan kebali ke Hotel Utami.
Baca Juga: Usai Luluk Hamidah, Lukmanul Hakim dan Wisnu Wardhana Ucapkan Selamat untuk Kemenangan Khofifah-Emil
Rapat PKB di Hotel Utami yang membahas tentang Pilgub hampir selesai. Rapat yang dipimpin Gus Halim itu sepakat mendukung Pak Karwo. Tapi ketika mau diputuskan Cak Imin menyela.
“Sebentar. Kita dengarkan dulu alasan Cak Ud,” kata cak Imin.
Saya menyampaikan dua hal. Pertama, saya katakan, jika kita mengusung Khofifah, maka limpahan suara Muslimat NU pada PKB sangat besar. Baik Khofifah menang atau kalah.
Baca Juga: Bedah Buku KHM. Hasyim Asy’ari, Khofifah Gaungkan Qanun Asasi NU Jelang Kongres XVIII Muslimat
Kedua, kata saya, saya sudah menugasi wartawan HARIAN BANGSA untuk wawancara dengan ketua PCNU di seluruh kota dan kabupaten se-Jawa Timur. Hasilnya, 70 persen mendukung Khofifah, meski PWNU Jatim mendukung Pak Karwo-Gus Ipul.
“Ini fenomena politik menarik. Mereka (Ketua PCNU-Red) dalam berita minta ditulis netral, tapi diam-diam mereka mendukung Khofifah,” kata saya.
Halim Iskandar yang memimpin rapat akhirnya memutuskan semua pengurus PKB Jatim turba ke ketua PCNU seluruh Jawa Timur untuk menyerap aspirasi soal Pilgub.
Baca Juga: Bedah Buku KH Hasyim Asy'ari di Banjarmasin, Khofifah Sampaikan Pesan Persatuan dan Persaudaraan
“Kecuali Cak Ud, karena Cak Ud sudah jelas dukung Khofifah,” katanya.
(Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memotong tumpeng saat HUT ke-22 HARIAN BANGSA di kantor HARIAN BANGSA Jl Cipta Menanggal I/35 Surabaya, Selasa (1/3/2022). Tampak Ketua Umum PP Muslimat itu didampingi M Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com dan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur. Foto: HARIAN BANGSA)
Baca Juga: Anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Mojokerto Gelar Reses di Desa Kintelan
Sekitar dua minggu kemudian Cak Imin kontak saya. Ia mulai condong ke Khofifah. “Kayaknya kita dukung Khofifah. Saya mendapat telepon dari Ketua Muslimat NU Jawa Barat dan Jawa Tengah, kalau PKB merekom Khofifah mereka akan all out dukung PKB,” kata Cak Imin.
Pada Pilgub 2013 PKB merekom Khofifah. Tapi kalah. Ada info tim sukses tak solid. Terutama dari parpol.
Meski demkian, imbas suara Muslimat NU pada PKB sangat besar saat Pileg 2014. Kursi PKB naik drastis, baik di DPRD Jatim maupun di tingkat nasional. Bahkan PKB di Jatim menjadi partai pemenang, mengalahkan PDIP. Padahal pada Pemilu 2009 PKB sempat terpuruk. Hanya punya 13 kursi DPRD Jatim.
Pada Pemilu 2014 PKB meraih 20 kursi DPRD Jatim. Otomatis punya jatah Ketua DPRD Jatim. Secara nasional PKB meraih 11.298.957 (9,04 persen) suara.
Karena itu mudah dipahami, jika kini banyak sekali pimpinan parpol berebut Khofifah.
Ketiga, Khofifah punya pengalaman lama, baik di legislatif maupun ekskutif. Otomatis Khofifah punya kecakapan tersendiri sebagai pemimpin. Paling tidak, pengalamannya yang panjang itu menjadi garansi bahwa Khofifah adalah pemimpin yang mumpuni.
Hebatnya lagi, Khofifah menjadi anggota DPR RI sejak usia muda, 27 tahun. Otomatis ia memiliki – meminjam istilah Wilbur Schramm - frame of reference sangat tinggi. Nah, pengalaman, nilai, harapan, status sosial ekonomi, hingga preferensi politik, yang tinggi itu, menempatkan Khofifah sebagai tokoh nasional yang mampu beradaptasi dan mengatasi secara cepat setiap tugas dan tantangan yang dihadapi.
Memang, salah satu keistimewaan Khofifah adalah tanggap dan trengginas. Sehingga siapapun akan merasa sangat diuntungkan punya patner atau pemimpin dengan karakter Khofifah. Karena itu pada HUT ke-21 HARIAN BANGSA memberi penghargaan Khofifah sebagai Pemimpin Tanggap-Trengginas.
Bahkan pada HUT ke-22 HARIAN BANGSA kembali memberikan penghargaan Khofifah sebagai Ummul Yatama wal Masakin (Ibunya para anak yatim dan orang miskin). Alasannya, Khofifah sangat peduli terhadap anak yatim dan sukses mengurangi angka kemiskinan secara drastis di Jawa Timur. (m mas’ud adnan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News