BALI (BANGSAONLINE.com) - Pengamat politik Ahmad Yazid mengingatkan agar Presiden Joko Widodo tidak bersikap seperti “jongos” di hadapan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebagai Kepala Negara, Jokowi harus menjaga wibawa di hadapan rakyat.
Secara khusus Ahmad Yazid menyoal sikap Jokowi yang menuangkan air minum untuk Megawati saat pembukaan Kongres PDIP IV di Bali. “Jokowi yang menuangkan air minum untuk Megawati menunjukkan mantan Wali Kota Solo itu hanya seorang petugas partai,” tegas Yazid melalui pesan singkat kepada intelijen (10/04).
Baca Juga: Hartono dari Fraksi PDIP Resmi Jabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto 2024-2029
Menurut Yazid, tidak sepantasnya seorang presiden menuangkan air minum ke Megawati yang berposisi sebagai ketum partai politik. “Kalau kayak gitu nanti ada yang bilang presiden kok kayak jongosnya. Jokowi itu seorang kepala negara dan pemerintahan. Wibawa di hadapan rakyat harus dijaga,” papar Yazid.
Kata Yazid, Jokowi harus segera mengubah cara komunikasi dan hubungan dengan Megawati. “Tidak perlu membungkuk dan terlihat takut. Harusnya Jokowi itu biasa saja terhadap Megawati. Kejadian menuangkan minuman itu seperti hubungan atasan sama bawahan,” papar Yazid.
Sebagaimana diberitakan berbagai media, setelah memberikan pidato dalam pembukaan Kongres PDIP VI di Bali, Megawati kembali ke tempat duduknya. Saat Megawati duduk itulah Jokowi langsung membuka botol air putih dan menuangkan ke gelas Megawati
Baca Juga: Pascaputusan MK, PDIP Gresik Minta Bawaslu Tindak Pejabat dan TNI-Polri Tak Netral di Pilkada 2024
Sementara pengamat politik Muslim Arbi menilai pidato Ketua Umum PDIP terpilih Megawati Soekarnoputri di Kongres IV PDIP di Bali telah memberikan sinyal kuat bahwa PDIP juga menghendaki pelengseran Joko Widodo dari kursi Presiden RI.
“Pidato Megawati memberi sinyal kuat bahwa PDIP juga menghendaki Jokowi diberhentikan. Pidato politik Prabowo sebagaian di-copy paste oleh Megawati. Terlihat ada kesamaan Megawati dan Prabowo dalam melihat pemakzulan Jokowi,” ungkap Muslim kepada Intelijen.
Menurut Muslim, PDIP sudah mengganggap Jokowi bukan lagi sebagai presiden. Hal itu terlihat dari sikap PDIP terhadap kehadiran Jokowi di Kongres PDIP IV. “Publik melihat, PDIP tidak memposisikan Jokowi sebagai presiden saat Jokowi hadir di kongres. Terlihat dari tidak adanya sambutan Jokowi sebagai kepala negara dan presiden,” kata Muslim.
Baca Juga: Umroh Pakai Hijab, DPR RI Minta Selebgram Transgender ini Ditangkap
Muslim menambahkan, di arena Kongres PDIP juga tidak terlihat spanduk atau atribut lain bergambar Presiden Jokowi. “Ini juga menjadi penguat bahwa mantan Wali Kota Solo itu tidak mempunyai pengaruh apa-apa di PDIP,” jelas Muslim.
Bahkan, kata Muslim, kedatangan Jokowi di arena kongres justru mendapat amarah dari Megawati Soekarnoputri. Megawati menilai, berbagai kebijakan Jokowi justru membawa dampak buruk terhadap partai berlambang Banteng Moncong Putih itu.
“Jokowi hanya datang untuk dimarahi oleh ‘ibunya’. Itulah kesan yang tertangkap publik dan pemerhati. Sudah datang pakai pesawat kepresidenan, padahal itu untuk urusan partai politik,” pungkas Muslim.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Sampaikan Bela Sungkawa Atas Wafatnya Agus Sunoto Imam Mahmudi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News