Keren, ​Kapolsek Pacet Ini Ingin Anaknya Jadi Ulama Besar

Keren, ​Kapolsek Pacet Ini Ingin Anaknya Jadi Ulama Besar Kapolsek Pacet, AKP Amat. Foto: mma/bangsaonline.com

MOJOKERTO, BANGSANLINE.com –Ada yang unik dan lucu saat Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, menggelar ”Lailatul Ijtima’, Mengaji Hikam dan Aswaja”, menyongsong Kongres ke-3 Persatuan Guru Nahdlatul Ulama () di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, Rabu (18/5/2022).

Kapolsek Pacet Mojokerto AKP Amat yang diminta menyampaikan sambutan justru tampil kocak. “Saya kira itu apa. Saya baru tahu. Ternyata Persatuan Guru Nahdlatul Ulama,” kata Amat disambut tawa para kiai yang memenuhi Guest House Kampus Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto tadi malam.

Baca Juga: Jualannya Diborong Kiai Asep, Pedagang Pasar Pugeran: Kami Setia Coblos Paslon Mubarok

AKP Amat tampak terkesima terhadap yang akan mendatangkan ribuan guru NU. Menurut dia, mendatangkan orang NU sangat sulit. “Tapi bagi saya. Kalau bagi gampang. Karena pulangnya dibawakan beras,” katanya. Lagi-lagi para kiai tertawa.

“Saya waktu tugas di Pacet juga heran. Kok banyak orang bawa beras,” katanya. Ternyata diberi . Ia semakin heran ketika warga Pacet memberi tahu bahwa memberi beras itu tiap tahun. Bahkan tiap saat.

Baca Juga: Jelang Debat Kedua Pilgub Jatim 2024, Khofifah Didoakan Kiai Asep

memang dikenal sebagai ulama gemar sedekah. Bahkan pada bulan suci Ramadan lalu dan keluarganya menghabiskan Rp 8 miliar untuk sedekah dan zakat.

Karena itu BANGSAONLINE.com menjuluki sebagai kiai miliarder tapi dermawan. Minggu depan buku berjudul “Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, Kiai Miliarder Tapi Dermawan” akan terbit.

Dalam acara Lailatul Ijtima’ itu sempat mengungkap kisah perjuangannya saat membangun Pondok Pesantren Amanatul Ummah. Menurut , awalnya dirinya membeli sebidang dengan cara menyicil. “Tak sampai satu hektar,” tutur di depan para kiai.

Baca Juga: Emil Dardak Puji Gus Barra Berilmu Tinggi, Punya Jejaring Luas, Rubaie: Dekengani Pusat

Harga tanah itu, tutur , Rp 300 juta. “Pemilik tanah itu bilang harganya Rp 300 juta. Saya iya saja. Saya gak nawar karena saya tak punya uang. Saya punya uang hanya Rp 20 juta. Orang yang punya tanah itu bilang gak apa-apa,” kata yang ketua umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama ().

Lalu sisanya kapan? “Saya bilang saya punya mobil Kijang kapsul yang baru saya beli. Harganya Rp 150 juta. Terserah mau panjenengan hargai berapa ,” tutur .

Baca Juga: Gus Barra dan Kiai Asep Borong Dagangan, Pedagang Pasar Kutorejo Bersyukur dan Mantap Pilih Mubarok

(Para kiai yang mengikuti Lailatul Ijtima di Kampung Institu KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto, Rabu (18/5/2022). Foto: MMA/bangsaonline.com) 

Akhirnya mobil itu dihargai Rp 130 juta. “Tapi PKB-nya dua tahun lagi karena ada di bank,” tutur . Berarti masih punya hutang Rp 150 juta. Kiai Aep berjanji untuk melunasi paling cepat satu tahun lagi.

“Saya sudah gak punya apa-apa,” tutur .

Baca Juga: 3.000 Relawan Barra-Rizal Ikuti Bimtek Saksi, 20 Rombong Bakso, Tahu Thek dan Soto Gratis Ludes

Nah, saat itulah melakukan upaya spiritual. Yaitu salat hajat. sebenanrya sudah banyak melakukan salat hajat atau salat malam, tapi tak ada yang sreg. Sampai suatu ketika menemukan referensi dalam Kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Ghazali.

“Judul Adua alladzi la yuraddu. Doa yang tak akan ditolak. Ini saya baru mantap,” kata . Salat malam itu terdiri dari 12 rakaat 6 kali salam. Jadi setiap kali salat dua rakaat.

Ternyata benar. Setelah menjalankan salat malam dari Imam Ghazali itu permintaannya dikabulkan. “Berhasil, berhasil dan terus berhasil,” katanya. Sejak itulah, menyandarkan semua keinginannya lewat doa dan salat malam.

Baca Juga: Antusias Masyarakat Sambut Gus Barra Borong Dagangan di Pasar Trawas

Karena itu, kata , kalau kita ingin banyak mendapat rezeki harus salat malam. Karena telah membuktikan sendiri kedahsyatan salat malam itu. “Waktu pandemi Covid punya saya tetapp membangun,” kata . Artinya, rezeki benar-benar melimpah.

Tapi uniknya Kapolsek AKP Amat tak tertarik terhadap rezeki yang melimpah seperti yang disampaikan . "Yang saya inginkan untuk anak saya. Saya ingin anak saya jadi ulama besar,” kata AKP Amat. Karuan saja para kiai yang hadir riuh.

Makanya ia kan memondokkan anaknya. “Masih akan mondok,” kata Amat sambil tertawa.

Baca Juga: Kampanye Simpatik Pasangan Mubarok, Kiai Asep Gelorakan Semangat untuk Masyarakat

“Saya ini gak bisa mengaji. Kalau ngaji biasa saya bisa. Tapi kalau mengaji tartil gak bisa (dengan tajwid yang ketat-Red). Tidak bisa mengaji dengan suara merdu. Makanya saya ingin anak saya bisa ngaji. Agar menjadi kiai besar,” kata Amat. Ia ingin anaknya jadi ulama besar seperti Saifuddin Chalim.

Ini tentu keinginan atau cita-cita orang tua yang sangat keren! (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO