KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kondisi sekitar monumen Simpang Lima Gumul (SLG) yang terkesan kumuh lantaran berserakan sampah mendapatkan respons dari Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana. Pihaknya mengecam keras dan akan memberikan sanksi bagi siapa pun yang membuang sampah sembarangan di area tersebut.
Hal ini disampaikannya usai mendapatkan banyaknya aduan masyarakat, termasuk melalui komentar di akun Instagram pribadinya @dhitopramono. Salah satunya yang disampaikan @isty_khummah. Akun tersebut mengomentari kondisi sekitar SLG yang dipenuhi sampah.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
“Saya mohon tolong untuk masalah sampah di SLG ditindak pak,” katanya mengomentari salah satu unggahan bupati yang akrab disapa Dhito itu.
Menindaklanjuti komentar tersebut, Dhito angkat bicara. Ia mengecam keras tindakan tak terpuji tersebut dan bakal memberikan sanksi bagi siapa pun yang membuang sampah sembarangan.
“Bagi yang membuang sampah sembarangan akan kami kenakan sanksi dan tidak terkecuali,” tegas Putra Menseskab Pramono Anung itu, Kamis (16/6/2022).
Baca Juga: Hanindhito Himawan Pramana Pulangkan 14 Arca ke Kabupaten Kediri
Menurutnya, sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab petugas kebersihan. Melainkan tanggung jawab seluruh masyarakat Kabupaten Kediri. Karena itu, dia meminta kesadaran masyarakat untuk besama-sama menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya.
Selain menyiapkan sanksi, Pemerintah Kabupaten Kediri juga akan melakukan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah. Di antaranya dengan mengembangkan program tempat pengelolaan sampah reuce, reduce, dan recycle (TPS3R).
“Kami (Pemerintah Kabupaten Kediri) akan mengembangkan TPS3R. Di sisi lain saya juga minta akan kesadaran masyarakat agar tidak buang sampah sembarangan,” ujar Dhito.
Baca Juga: Bupati Kediri Kirim Tim Lintas OPD Dampingi Korban Selamat Percobaan Bunuh Diri di Ngancar
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti, menyebutkan berserakannya sampah di SLG berasal dari kegiatan masyarakat. Termasuk juga dari pedagang-pedagang yang berjualan di area tersebut.
“Volume sampah dapat kita hitung di puncak aktivitas masyarakat di akhir pekan atau CFD (car free day),” terangnya.
Untuk mengurangi volume sampah tersebut, pihaknya tengah mengubah pola penyapuan atau pembersihan, serta akan menambah dan membenahi kembali sarana dan prasarana tempat sampah yang ada di sekitaran SLG. (kominfo)
Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News