PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Gagalnya banyak Calon Jemaah Haji (CJH) dari jalur Furoda ternyata tidak hanya terjadi di luar kota. Di Probolinggo sendiri juga ada jemaah haji dari jalur Furoda yang juga gagal berangkat.
Meski sudah menghabiskan uang ratusan juta rupiah untuk berangkat haji, ternyata Sulaiman, warga Dusun Krajan, Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo tetap gagal berangkat haji.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Apesnya, Sulaiman yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh tani itu sebelumnya sudah berangkat dari rumahnya dan juga telah menggelar tasyakuran haji.
Namun gara-gara visa hajinya dinyatakan tak keluar, terpaksa dia harus pulang kembali ke rumahnya. Sementara kakak kandungnya bernama Ali Wafa dan ibunya Rusya tetap berangkat haji.
Sulaiman bercerita, sekitar bulan Maret 2022 lalu dirinya bersama ibu dan kakaknya mendaftar haji melalui PT. Andromeda Atria Wisata atau PT Atria dengan program Furoda.
Baca Juga: 9 Kantor Imigrasi di Jatim Permudah Pembuatan Paspor bagi Pekerja Migran Indonesia
Sulaiman membayar uang senilai Rp705 juta untuk tiga orang. Atau setiap orangnya membayar Rp235 juta. Uang itu dibayarnya lunas. Pasca dirinya mendapatkan ganti rugi pembebasan tanah untuk proyek jalan tol.
Setelah itu, PT. Atria sempat meminta tambahan dana senilai Rp180 juta dengan alasan ada penambahan biaya.
"Kalau ibu dan kakak saya berangkat. Namun, hanya visa saya yang tidak keluar. Padahal, saya sudah melakukan pembayaran Rp180 juta untuk tambahan," ujar Sulaiman kepada sejumlah wartawan.
Baca Juga: KSO PT. HKI, Acset, dan NK Gelar Senam Bareng Sekaligus Sosialisasi Pembangunan Tol
Ia juga mengaku tanggal 29 Juni lalu, pihaknya sebenarnya bersama ibu dan kakaknya sudah berangkat ke salah satu hotel di Surabaya untuk persiapan berangkat ke Jedah. Namun hingga keesokan harinya, hanya keduanya yang dinyatakan berangkat melalui Bandara Juanda Sidoarjo.
"Saya kembali ke hotel bersama 7 orang lainnya yang dinyatakan tak bisa berangkat. Namun, akhirnya ada 3 orang lainnya yang mendapatkan kabar jika visanya keluar dan bisa berangkat. Sementara 4 lainnya masih menunggu dan akhirnya dinyatakan gagal berangkat," terangnya.
Untuk mempertanggungjawabkan soal keberangkatannya, pihak PT. Atria juga sempat menawarkan untuk memberikan bonus umrah di tahun ini.
Baca Juga: Pemprov Jabar Kucurkan Dana Rp 27,5 Miliar untuk Petugas Haji Daerah 2023
"Biarlah, saya memilih berangkat tahun depan dan memilih bonus umroh yang dijanjikan itu," tegasnya dengan mimik sedikit canggung.
Menanggapi hal itu, PT Andromeda Atria Wisata perwakilan Probolinggo, Musayyib Nahrawi mengatakan bahwa tidak terbitnya visa milik Sulaiman itu memang menjadi hak prerogratif Arab Saudi. Menurut informasi yang diterimanya, memang ada pengurangan kuota haji untuk tahun ini. Padahal user id Sulaiman sudah ada.
"Baru tahun ini yang kendala. Sebelumnya tidak pernah begini," ucap mantan wakil ketua DPRD Kabupaten Probolinggo ini.
Baca Juga: Masjidil Haram Bagikan 40 Juta Liter Air Zamzam Gratis Selama Bulan Suci Ramadhan 2023
Musayyib menjelaskan, sejatinya bukan hanya PT Atria saja yang terdampak. Beberapa orang lainnya yang mendaftar di PT yang berbeda juga gagal berangkat. Salah satu PT ada yang mendaftar 52 orang, hanya dapat berangkat 28 orang saja. Sedangkan PT Atria dari 36 yang mendaftar, hanya 4 orang yang tidak jadi berangkat.
Musayyib juga menegaskan kalau PT Atria siap bertanggung jawab atas kendala tersebut. Sebagai bentuk tanggung jawab, PT Atria menghadiahkan bonus umrah kepada 4 orang, termasuk Sulaiman yang gagal berangkat.
Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo Akhmad Sruji Bahtiar mengatakan bahwa pihaknya hanya melayani haji reguler saja. Jadi terkait progam haji yang lain, pihaknya tidak tahu menahu karena di luar tanggung jawab Kemenag.
Baca Juga: Dukung Pengembangan Pesantren, DPRD Kabupaten Probolinggo Berharap Miliki Perda Ponpes dan Madin
"Jadi tanyanya kepada di mana dia mendaftar, bagaimana prosedurnya," ujarnya melalui panggilan selulernya. (ndi/ari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News