KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu memberi tanggapan di Podcast Kanal Anak Bangsa soal polemik yang tengah menjadi perbincangan saat ini. Kepala Sekolah SPI Kota Batu, Risna Amalia, menegaskan bahwa pihak sekolah tidak seperti apa yang telah diberitakan.
"Jadi dari dulu hingga sekarang ini di SPI memang tidak ada dugaan pelecehan, pencabulan, dan ekploitasi ekonomi seperti yang diberitakan selama ini. Saat ini di SPI Kota Batu sedang baik-baik saja. Bahkan ada kegiatan belajar mengajar ekstra kulikuler life skill yang disebut juga divisi," ujarnya saat hadir di sana, Senin (11/7/2022).
Baca Juga: Si Jago Merah Hanguskan Pembuatan Sangkar Burung di Kota Batu
Ia menyebut, Sekolah SPI Kota Batu juga dipercaya oleh Pemerintah Kamboja dan Negara Malaysia untuk menjadi percontohan dan studi banding. Selain itu, ia memastikan pihak yayasan dan para alumni dari Sekolah SPI Kota Batu lah yang mengelola resto, hotel, dan lain sebagainya.
"Sekolah SPI Kota Batu juga untuk menyekolahkan anak dari Kamboja, dan juga kemarin diajak kerja sama oleh Malaysia dengan berkunjung ke SPI, itu bisa dibaca di berita baik online, cetak, dan TV. Jadi bukan anak-anak sekolah yang mengelolanya, akan tetapi para alumni yang dulunya sekolah di SPI, setelah lulus mereka mengabdikan diri dengan menjadi entrepreneurship di SPI," paparnya.
Menurut dia, channel Youtube Kanal Anak Bangsa juga mengupas tuntas jika beragam fasilitas asrama di SPI berkualitas tinggi dan baik.
Baca Juga: 6 Pendaki dari Gresik Tersesat di Gunung Buthak Panderman
"Mereka anak-anak yatim piatau dan kurang mampu yang bersekolah disini kami sediakan asrama dengan berbagai fasilitas penunjang yang baik, agar mereka dapat nyaman belajar. Mereka juga dibekali dengan skill, agar setelah lulus nanti dapat menjadi seorang entrepreneurship yang handal," kata Risna.
Ia mengungkapkan jika awal sekolah berdiri, pengawas dan pembina dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur selalu datang pada setiap minggunya. Bahkan, lanjut Risna, pemeriksaan Inspektorat Jenderal dari Jakarta selama 10 hari saat berkunjung ke sekolah juga menghasilkan hal yang baik-baik saja.
"Kedatangan pengawas dan pembina setiap Minggu itu untuk memastikan proses belajar mengajar di SPI, dan sekaligus juga memastikan bahwa di SPI ini tidak ada peristiwa apapun," ungkapnya.
Baca Juga: Lupa Matikan Tungku Api, Kandang Sapi di Kota Batu Ludes Terbakar
"Para siswa-siswi di sana (SPI) merasa tidak bisa membendung komentar-komentar dari orang-orang (netizen) soal podcast, tapi mereka akan menunjukkan dengan sebuah prestasi yang membanggakan, dengan tujuan untuk menunjukkan selama ini tidak ada peristiwa apapun seperti yang diberitakan selama ini," tuturnya menambahkan.
Hal senada juga diungkapkan Siska Dila, salah satu alumnus SPI yang juga teman satu angkatan dengan pelapor. Ia mengaku, tidak ada peristiwa apapun selama belajar di Sekolah Selamat Pagi Indonesia.
"Jadi, selama 14 tahun saya bersekolah dan akhirnya lulus mengabdikan diri dengan bekerja di SPI, saya tidak menemukan kejadian apapun. Semuanya baik-baik saja, dan saya justeru heran mengapa melaporkan," kata Dila.
Baca Juga: Akar Lapuk, Pohon Akasia Tua Tumbang di Kota Batu
Pun demikian halnya dengan Nilam, yang juga salah seorang Alumnus dari SPI Kota Batu. Selama sekolah di sana, ia menilai kurikulum pembelajaran juga sangat baik.
"Karena setelah lulus bisa menjadi wirausaha dengan dibekali keahlian tentunya. Dan saya merasa bangga dan bersyukur serta semangat, karena bisa menjadi bagian dari Sekolah Selamat Pagi Indonesia," ucap Nilam.
Sementara itu, Heru dari chanel youtube Kanal Anak Bangsa juga mengaku sangat sependapat dan setuju sekali, jika tetap harus fokus mempertahankan prestasi bagi para murid-murid yang bersekolah di SPI Kota Batu.
Baca Juga: Pengeroyokan Siswa SMP di Kota Batu hingga Tewas, Polisi Amankan 5 Pelaku
"Tentunya, kita menjawab itu (berita-red) dengan tetap berprestasi dan karya nyata itu sangat luar biasa sekali. Jadi, jangan pernah berhenti untuk selalu berjuang demi tumbuh kembangnya tunas anak bangsa," kata Heru. (asa/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News