SURABAYA, BANGSAONLINE.com - PT PJB melalui PLTU Paiton dapat mengubah hasil pembakaran batu bara berupa Fly Ash Bottom Ash (FABA) menjadi rumah layak huni. Bangunan tersebut diberkan kepada Ahmad Sahroni dan Nurul Hidayah sebagai penerima manfaat.
Dewan Komisaris PT PLN (Persero), Alex Iskandar Munaf, dan Eko Sulistyo, mengunjungi langsung ke sana dan menyampaikan harapan besar akan pemanfaatan FABA yang dilakukan PT PJB. Mereka juga mengapresiasi atas upaya mengubah dan memanfaatkan FABA menjadi pavingblock, bata interlock, dan sebagainya.
Baca Juga: Hadiri Pembukaan PJB Connect 2022, Gubernur Khofifah Paparkan Pengembangan EBT di Jatim
"Rumah percontohan yang dibangun menggunakan material FABA berdiri di lahan 120 m². Lebih hemat hingga 30 persen, salah satunya karena tidak membutuhkan banyak semen. Untuk membangun rumah seluas 54 meter persegi tersebut diperlukan sekitar 7.200 bata," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima BANGSAONLINE.com, Kamis (21/7/2022).
Rumah berdimensi 6x9 meter ini tampil beda karena seluruh dindingnya dibangun dari susunan bata interlock seperti bata merah yang bahan bakunya berasal dari FABA. PLTU Paiton mampu menghasilkan FABA sebanyak 130.000 ton per tahun atau 470 ton per hari dengan pengelolaan yang mencapai 85 persen.
Sementara itu, Direktur Operasi 1 PT PJB, Yossy Noval, menyebut upaya ini menjadi bagian dari kontribusi PJB agar secara substansial dapat mengurangi produksi hasil pembakaraan PLTU melalui tindakan pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali, salah satunya melalui pemanfaatan FABA.
Baca Juga: PLN Nusantara Power Buka PJB Connect 2022, Pameran Kelistrikan Terbesar di Indonesia
"Sisa pembakaran batubara atau FABA telah dimanfaatkan dengan cukup optimal menjadi produk-produk yang ramah lingkungan seperti bahan bangunan, substitusi semen, material pengecoran jalan maupun sebagai material restorasi tambang," kata Noval.
Jauh sebelum ditetapkan sebagai limbah non B3, PJB telah melakukan penanganan dan pemanfaatan FABA pada seluruh PLTU yang dikelola. Teknologi Bag Cloth Filter maupun Electrostatic Precipitator (ESP) berefisiensi tinggi digunakan untuk menangkap fly ash yang ikut terbawa pada udara emisi sehingga udara di lingkungan sekitar PLTU tidak melebihi nilai ambang batas yang telah ditetapkan. (diy/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News