SURABAYA, BANGSAONLINE.com - UP Muara Karang berhasil mengubah keresahan masyarakat akan pencemaran sampah menjadi berkah melalui salah satu Program CSR Bank Tama (Bank Sampah Bahari Utama). Salah satu unit pembangkit PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) melaksanakan program itu untuk untuk mengatasi masalah sampah yang dihadapi masyarakat.
"Kegiatan yang awalnya hanya mengelola sampah plastik ini, dalam pengembangan akhirnya dijadikan sebagai pusat pengumpulan dan pengolahan sampah organik maupun non-organik," kata Direktur Utama PJB, Gong Matua Hasibuan, Rabu (24/8/2022).
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
Menurut dia, program ini mewujudkan lingkungan yang lebih baik serta memberdayakan kelompok pemuda. Mereka, kata dia, juga diberikan pembekalan dan pendampingan dalam pengelolaan budidaya maggot BSF yang berimplikasi dalam memberikan alternatif pendapatan untuk kelompok.
Selain itu, Program CSR Bank Tama juga menciptakan produk untuk pakan dan tambak ikan yang ramah lingkungan, serta mengembangkan unit di bagian usaha kewirausahaan sosial. Melalui hasil dari analisis Social Return on Investment (SROI), poin yang dihasilkan dari program Bank Tama, mencapai 5,97.
Setiap Rp1 yang diinvestasikan oleh UP Muara Karang pada program tersebut dapat menghasilkan manfaat sosial senilai Rp5,97. Jika dinilai dari Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), program Bank Tama mendapatkan nilai sebesar 2.70.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Melalui pengolahan dan konversi pengali 30, didapatkan nilai akhir yang dikeluarkan adalah 81.10. Secara keseluruhan penilaian terhadap tingkat kesesuaian antara kinerja program dengan harapan atau tingkat kepentingan masyarakat untuk program CSR UPMK pada level 85,62 persen.
Hal ini menunjukkan, kinerja program CSR UPMKR telah memenuhi 85,62 persen harapan masyarakat. Program itu juga telah selaras dengan target pembangunan berkelanjutan SDG's poin 8, yaitu mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua. (diy/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News