Hari Radio Nasional, Gubernur Khofifah Minta Elemen Terkait Adaptif

Hari Radio Nasional, Gubernur Khofifah Minta Elemen Terkait Adaptif Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat memperingati Hari Radio Nasional.

Radio, lanjut , punya segmen yang lebih beragam, baik tua atau muda dan orang perkotaan atau pedesaan. Banyaknya stasiun radio dengan segmennya masing-masing justru menjadi kekuatan dalam membangun pasarnya.

“Ada radio yang segmennya untuk anak muda, kemudian ada radio yang segmennya jurnalistik, tapi di pedesaan ada juga radio yang digemari oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah. Yang menyiarkan musik ataupun acara yang mengangkat budaya lokal seperti musik dangdut atau wayang,” ucapnya.

Sebagai salah satu media mainstream, radio bisa hadir sebagai media penangkal berita hoax. Untuk itu, kecepatan teknologi radio yang sejak lama terbukti harus memberikan manfaat bagi bangsa dan negara sebagai penangkal berita hoax.

“Bersamaan dengan maraknya hoax dengan waktu belakangan ini, insan radio ditantang untuk ikut menjaga keutuhan bangsa melalui informasi yang valid, akurat, cepat,” kata .

Keunggulan dan kekuatan inilah yang membuat gubernur yakin, radio akan mampu bertahan di tengah era perkembangan teknologi dan digitalisasi media.

“Dengan berkembangnya teknologi digital, hal itu justru menjadi tantangan media radio untuk terus berkembang. Namun saya meyakini insan radio dapat terus berinovasi dengan berbagai platform yang ada,” pungkasnya.

Berdasarkan data dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jatim, jumlah total radio yang tercatat di Jatim sebanyak 304. Terdiri dari Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) sebanyak 232, Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK) sebanyak 54, Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI sebanyak 5, dan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) milik pemkab/pemkot sebanyak 18. (dev/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO