JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Setelah 11 hari melakukan perjalanan budaya ke Tong Tong Fair Den Haag, Belanda, Tim Wayang Potehi Gudo akhirnya tiba kembali di Jombang.
Kembalinya tim dengan rasa bangga setelah menjadi salah satu wakil dari Indonesia di event bergengsi yang menampilkan seni budaya. Karena itu, kepulangan itu ditandai dengan menggelar syukuran di Museum Potehi Gudo, pada Jum'at (16/09) kemarin.
Baca Juga: Jombang Culture Carnival Semarakkan Peringatan Hari Jadi ke-114 Pemkab Jombang
"Kami senang bisa menjadi salah satu Wakil Indonesia menampilkan wayang potehi di sana," ujar pimpinan rombongan, Toni Hok Lay.
Diungkapkan Toni, tidak mudah bisa manggung di Den Haag. Karena tak semua seni budaya mendapat undangan.
Apalagi, Toni dan krunya harus bersusah payah mencari pendanaan karena tidak ada dukungan serius dari pemerintah. Ia merasa kesenian wayang potehi masih dianaktirikan, tidak diperlakukan secara adil sebagaimana seni budaya lainnya.
Baca Juga: Tour Eropa, Wayang Potehi Jombang Bawakan Lagu Yalal Wathon
"Semua Duta Indonesia di Tong Tong Fair didukung penuh oleh pemerintah daerah, kecuali kami," tuturnya.
Untuk itu, Toni berharap Pemerintah Kabupaten Jombang lebih akomodatif dalam merawat semua seni budaya yang ada.
Baca Juga: Sambut Ramadan, Pemkab Jombang Gelar Tradisi Grebek Apem
Ia pun berterima kasih pada semua pihak yang telah mendukung keberangkatan Tim Potehi, termasuk dukungan dari Wakil Bupati Jombang, Sumrambah.
"Iya, beliau menyumbang kami secara personal. Terima kasih," ungkapnya.
Saat hadir dalam acara syukuran tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Jombang, Wiwin Sumrambah, mengucapkan apresiasinya pada Tim Potehi Gudo. Menurutnya, mereka adalah para penjaga seni budaya Jombang yang harus terus didukung.
Baca Juga: Ribuan Orang Tumpah Ruah Kunjungi Kenduren Wonosalam 2024
Komitmen Tim Potehi Gudo memperkenalkan wayang ini ke Belanda juga dibuktikan secara nyata. Toni memenghibahkan panggung dan semua wayang yang dibawanya ke Pemerintah Kota Leiden, Belanda.
"Dari Museum Leiden diwakili ibu Dr. Francine Brinkgeve. Dia adalah kurator khusus untuk seni budaya dari kawasan Asia Tenggara," terangnya.
Baca Juga: Peduli Kearifan Lokal, Mendes PDTT Buka Festival Budaya Desa di Jombang
Melalui hibah tersebut, Toni juga berharap hubungan Indonesia dan Leiden Belanda semakin erat dalam mempromosikan seni budaya, khususnya wayang potehi.
Acara syukuran tersebut dihadiri sekitar 50 orang dari berbagai kalangan, baik tokoh agama maupun tokoh masyarakat, termasuk dari PSMTI dan Perhimpunan INTI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News