SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Area Parkir Tunjungan Plaza Surabaya kembali digunakan untuk aksi bunuh diri. Kali ini korbannya adalah pekerja hiburan malam di Tunjungan Plaza (TP) 1. Ia nekat meloncat dari lantai 3.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat (14/10/2022) pukul 22.30 WIB. Hal tersebut diutarakan oleh Kanitreskrim Polsek Tegalsari AKP Marji Bowo.
Baca Juga: Tak Ingin Warganya Terjebak Pinjol dan Investasi Bodong, Anggota DPR RI Jiddan Gelar Sosialisasi
“Korban diteror oleh pihak perusahaan pinjol akan tanggungan utang yang dimilikinya. Dari keterangan yang berhasil kita dapat, korban mempunyai utang di dua perusahaan pinjol,” ujar Marji, Minggu, (16/10/2022).
Ia menyebutkan pinjaman korban di dua perusahaan pinjol bernilai Rp5 juta dan Rp7,5 juta. Namun penagihan pelunasan dari modal peminjaman berbunga atau membengkak hingga dua kali lipat.
Marji Bowo menjelaskan, pihak Polsek Tegalsari masih mendalami kasus tersebut. Selain itu juga memastikan status korban sebagai pekerja di salah satu hiburan malam atau pekerja outlet TP1.
Baca Juga: Warga Mulyorejo Digegerkan Janda Bersimbah Darah, Diduga Hendak Bunuh Diri
Pekerja hiburan malam yang nekat meloncat adalah Aulia devi Rahmawati (24), anak pertama dari pasangan Budi dan Yuli warga Jl. Dinoyo Alun Alun 2/22 Surabaya.
Ia nekat meloncat dari lantai 3 karena terbelit pinjaman online (pinjol). Ia merasa malu lantaran tunggakan pinjamannya disebar oleh perusahaan ke beberapa teman kerjanya melalui media sosial dan SMS.
Ketika BANGSAONLINE.com mengunjungi rumah duka korban di Jl. Dinoyo Alun-Alun II /22, kedua orang tua korban menolak diwawancarai. Budi dan Yuli, kedua orang tua korban masih berduka.
Baca Juga: Keuntungan Punya Banyak Akun di Akulaku 2024
“Maaf, Mas, pihak orang tua keberatan untuk detemui karena masih berduka,” ujar Yanuar, salah seorang warga, Minggu (16/10/2022).
Namun, Hendro, Ketua RT 2 Jl. Dinoyo Alun Alun II, bersedia memberikan keterangan. Menurut dia, korban masih lajang.
“(Korban) Jarang semrawung dengan warga sekitar. Setiap pulang kerja langsung masuk rumah, jarang nongkrong, kecuali bila ada kerja bakti, baru dia duduk duduk di depan,” cerita Hendro.
Baca Juga: Polsek Tegalsari Ungkap Kasus Maling Kabel PJU Surabaya, Kerugian Capai Rp12 Miliar
Hendro juga menceritakan, Yuli, ibu kandung almarhum ADR, pada sore hari sebelum kejadian anak putrinya bunuh diri mendapat firasat janggal. Menurut dia, biasanya korban tak pernah berpamitan ke mana pun dia pergi.
“Jadi pada Jumat sore jam 18.00 WIB, korban sempat pulang ke rumah dan makan. Lalu berpamitan lagi keluar untuk melayat teman kerjanya di belakang kamar mayat RSUD Soetomo. Lalu berangkat lagi. Di situlah kejanggalan yang dilakukan korban karena selama ini bila sudah pulang ke rumah enggan untuk keluar lagi,” tambah Hendro.
Salah satu warga sekitar yang tidak mau disebut namanya menceritakan, korban pernah berkeluh kesah karena malu terkait pinjaman online yang menyebar ke teman-temanya.
Baca Juga: Diduga Patah Hati, Mahasiswa Teknik Mesin Tewas Usai Terjun dari Gedung Q Universitas Petra
“Jadi dia itu malu bahwa dari perusahaan pinjol menagih utang ke teman-temanya melalui telepon, sehingga teman-temannya menyalahkan korban, kenapa nomor telepon diberikan kepada perusahaan pinjol,” ujar YT.
Informasi yang dihimpun, aplikasi pinjol yang digunakan korban memang mempersyaratkan pengaju atau kreditur melampirkan beberapa nomer telepon saudara dan teman, agar kreditnya disetujui.
Sehingga bila kreditur terdapat tunggakan angsuran atau pelunasan, maka pihak perusahan pinjaman online akan menagih ke nomor-nomor yang dilampirkan,
Baca Juga: Putus Cinta, Mahasiswi Universitas Ciputra Surabaya Nekat Terjun dari Lantai 22 Kampus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News