SURABAYA, BANGSAONLINE.com - CEO Miracle Aestethic Surgery Center (MASC), dr Lanny, mengungkapkan kebutuhan kecantikan pascapandemi Covid-19 begitu diminati oleh masyarakat. Terbukti, pasien Miracle sudah kembali seperti sebelum pandemi Covid-19.
"Kita optimis bisa memberi solusi terbaik untuk kecantikan mereka tanpa harus keluar negeri. Pada pandemi, banyak larangan keluar negeri membuat masyarakat tahu bahwa di dalam negeri juga sama. Jadi kita juga diuntungkan, tadinya masyarakat yang lebih percaya perawatan keluar negeri kini meyakini dalam negeri seperti Miracle juga tak kalah," ujarnya, Kamis (27/10/2022).
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Hal senada juga diungkapkan Prof David, selaku pembicara dalam talkshow memperingati HUT ke-1 MASC. Menurut dia, teknik dan tata cara merampingkan hidung, mengurangi lemak, dan lain-lain di mana saja sebenarnya sama saja, hanya berbeda tipis.
"Jadi di luar negeri maupun di Miracle ya sama saja. Banyak orang kini mulai merawat diri. Apalagi mereka berjam-jam berkaca seperti banyaknya zoom membuat sedikit-sedikit ngaca, jadi tau detail bentuk wajahnya, baru merasa jika banyak yang terabaikan," kata David.
"Begitu pulih, baru menyadari banyak yang terabaikan, sehingga wajah dan bentuk tubuh menjadi problem pascapandemi Covid-19 dan mereka berupaya untuk merawatnya," tuturnya menambahkan.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Di MASC, lanjut David, prosedur yang diminati pascapandemi Covid-19 yakni area mata, hidung, lebih proporsional. Kemudian ada face lifting atau tarik wajah sehingga kencang dan terlihat muda, liposuction (menguruangi tumpukan lemak berlebih), Fat transfer (pemindahan jaring lemak berlebih dan hasilnya alami), dan dipakai untuk area yang kurang menonjol.
"Setelah prosedur sedot kita masukkan lagi alat tersebut kemudian hanya ditempelkan laser sehingga membuat kulit menjadi kencang. Setelah itu dipakai baju garmen harus diproses sehingga kulit menyesuaikan membuat lingkaran yang lebih kecil dan kencang," urai David.
"Untuk trennya sendiri berpaku pada Korea dan patokannya adalah golden poin, titik dari alis dan mata bertemu. Karena harus menyesuaikan dengan bentuk wajah sehingga tidak terlihat aneh," imbuhnya. (diy/mar)
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News