TUBAN, BANGSAONLINE.com - PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) mencatat laba bersih sebesar Rp594 Miliar hingga kuartal III tahun. Capaian itu disebabkan adanya kontraksi permintaan semen nasional jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Masa adaptasi selama lebih dari dua tahun masa pandemi membuktikan resiliensi SBI dalam industri yang pasarnya mengalami hiperkompetisi dan inflasi komoditi," kata Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo, Minggu (30/10/2022).
Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu
"Volume penjualan semen dan terak SBI relatif stabil dengan kenaikan 1,65 persen menjadi 9,9 juta ton, dan peningkatan pendapatan menjadi sebesar Rp9 triliun atau naik 12,51 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu," imbuhnya.
Ia menyebut, dampak kumulatif kenaikan biaya energi dan bahan bakar pada distribusi menyebabkan kenaikan beban pokok pendapatan, serta biaya distribusi seiring kenaikan volume penjualan.
Kendati demikian, kata Lilik, sinergi dengan SIG untuk mengoptimalkan penjualan dan optimalisasi efisiensi operasi berhasil membantu SBI mempertahankan laba kotor yang relatif stabil menjadi Rp2 triliun.
Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar
"Penurunan beban keuangan turut membantu SBI mempertahankan kinerja positif secara keseluruhan sehingga tercapai Laba Bersih sebesar Rp594 miliar," tuturnya.
Ia mengatakan bahwa PT SBI akan terus mengutamakan fokus keberlanjutan pada setiap upaya perusahaan berinovasi pada produk, layanan dan seluruh kegiatan operasional. Meskipun, dalam setiap pelaksanaan di lapangan menghadapi tantangan.
"Fokus kami tidak hanya untuk mengatasi tantangan bisnis saat ini, tapi lebih mengutakan keberlanjutan usaha di masa depan agar proses produksi dan bahan bangunan bisa lebih ramah lingkungan, operasi dan layanan lebih efisien, dan yang paling penting membantu pelanggan serta pemangku kepentingan turut berpartisipasi dan mendapatkan manfaat atau nilai tambah dari keberadaan Perusahaan," urai Lilik.
Baca Juga: Warga Resah Kawasan GOR Tuban Marak Aksi Maling Motor dan Helm
Belum lama ini, SBI menandatangani kesepakatan pemanfaatan bahan bakar alternatif dari sampah perkotaan (refuse-derived fuel/RDF) yang diproses dari fasilitas RDF di TPST Bantargebang.
Pemanfaatan RDF sebesar 150 ton per hari dari Bantargebang ini akan menjadi bagian dari upaya SBI dalam berkontribusi membantu memecahkan masalah sampah kota, dan meningkatkan substitusi batu bara selain dari limbah industri dan biomassa khususnya di Pabrik Narogong, Bogor, Jawa Barat.
"SBI terus berupaya memperluas kemungkinan replikasi proyek serupa untuk membantu pemerintah daerah menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat, serta lebih banyak potensi sumber energi baru terbarukan untuk industri yang lebih hijau," sambungnya.
Baca Juga: Lewat Restorative Justice, Kejari Tuban Selesaikan Kasus Penganiayaan
Berbagai inisiatif yang berorientasi pada keberlanjutan yang dilakukan Perusahaan, membuat SBI mampu terus menghadirkan produk-produk dan solusi ramah lingkungan. Bersama dengan SIG, SBI turut serta dalam peluncuran buku “Trotoar Untuk Kota Berkelanjutan” yang diadakan di Jakarta, awal Oktober lalu.
“Tidak hanya semennya yang ramah lingkungan, tapi formulasi dalam produk turunan seperti beton ternyata memberi manfaat yang lebih besar lagi," pungkasnya. (gun/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News