Penyakit Peyronie, Penyebab Penis Jadi Pendek, Bengkok Hingga Susah Ereksi

Penyakit Peyronie, Penyebab Penis Jadi Pendek, Bengkok Hingga Susah Ereksi Ilustrasi. Foto: Pixabay

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Seorang pria akan mengalami perubahan bentuk, bahkan berkurang secara fungsi yang disebabkan oleh penyakit peyronie.

sendiri adalah gangguan organ reproduksi pada pria khususnya penis yang disebabkan cedera pada bagian alat vital tersebut, saat berhubungan seks atau aktivitas fisik.

Baca Juga: Peserta JKN di Ngasem Kediri Tunjukkan Kiat Sehat dengan Olahraga

Hal ini, menyebabkan berbagai ketidaknyamanan, sehingga susah mendapatkan kepuasan secara seksual.

Apabila tidak ditangani, penyakit ini membuat pria akan kehilang kepercayaan diri hingga depresi.

Gejala penyakit peyronie

Baca Juga: Terbantu Kacamata Gratis, Didik Warga Kota Kediri Puas dengan Layanan JKN

kemungkinan muncul secara tiba-tiba atau berkembang secara bertahap.

Dilansir dari Mayo Clinic, berikut beberapa gejala yang sering ditemui pada penyakit peyronie.

  • Jaringan parut: disebut juga sebagai plak berupa benjolan datar atau jaringan keras. Keberadaan jaringan parut ini dapat dirasakan di bawah kulit penis.
  • Penis bengkok atau melengkung: penis pria dapat bengkok ke salah satu sisi, bisa juga melengkung ke atas atau bawah.
  • Gangguan ereksi: penyakit peyronie membuat penis atau mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi). Beberapa pria mungkin juga merasa kesakitan saat ereksi.
  • Memperpendek penis: penis tampak lebih pendek dari ukuran sebelumnya.
  • Nyeri penis: bisa muncul kapan pun, bahkan saat pria tidak mengalami ereksi.
  • Kelainan penis: ini termasuk penyempitan di area batang penis.
  • Nyeri saat berhubungan seksual.

Baca Juga: Ingin Melahirkan Normal Tanpa Rasa Sakit? RSU Kusuma Pamekasan Perkenalkan Metode ILA WELA

Untuk diketahui, nyeri saat ereksi akan membaik dalam waktu satu hingga dua tahun, setelah pria tersebut menjalani pengobatan.

Namun, ukuran penis yang sudah memendek dan bengkok, sering kali tetap ada meskipun menjalani perawatan.

Faktor risiko penyakit peyronie

Baca Juga: Anti Belang, ini Tips Memilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif

Selain karena cedera pada penis, penyakit ini memiliki sejumlah faktor risiko lainnya yang dapat memicu, diantaranya.

  1. Faktor usia, pria lansia di atas 50 tahun berisiko mengidap peyronie.
  2. Faktor genetik dari keluarga
  3. Riwayat operasi bedah atau terapi radiasi untuk mengobati kanker prostat
  4. Beberapa penyakit, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol.
  5. Kebiasaan merokok
  6. Penyalahgunaan alkohol
  7. Uretritis non-gonore: penyakit menular seksual yang disebabkan bakteri selain gonore, contohnya Chlamydia trachomatis.
  8. Melakukan hubungan seks berisiko contohnya BDSM.
  9. Memulai penetrasi sebelum penis benar-benar ereksi.

Lantas, kapan seseorang yang mengalami peyronie menjalani pengobatan?

Dianjurkan, segera konsultasikan kepada dokter apabila merasakan gejala penyakit peyronie. Pengobatan maupun perawatan sejak awal memberikan peluang untuk memperbaiki kondisi penis atau mencegah hal buruk terjadi. (rif)

Baca Juga: Pj Gubernur Jatim dan Menteri Kesehatan Resmikan Layanan Imunoterapi Kanker di RS Bhayangkara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Terbukti! Cara ini Basmi Kecoa di Mobil Anda':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO