KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Situs Ndalem Pojok Persada Sukarno, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, menutup doa bersama lintas agama untuk kesuksesan pelaksanaan KTT G20 di Bali, Sabtu (17/9/2022) malam. Kegiatan ini bersamaan dengan tasyakkuran Hari Pahlawan yang diisi dengan santunan anak yatim dan selamatan
Sekretaris Panitia Doa Bersama, Lukito Sudiarto, mengyebut malam penutupan doa bersama untuk kesuksesan KTT G20 ini juga ditandaskan pentingnya kembali ke jati diri bangsa Indonesia.
Baca Juga: Banjir Banyakan Seret 3 Kendaraan, BPBD Kabupaten Kediri Siapkan Dapur Umum
Menurut dia, penegasan perihal jati diri bangsa ini merupakan kesimpulan dari dialog kebangsaan yang menghadirkan lima narasumber, yaitu Pinandita Eyang Nyoto pemuka agama Budha, Juwaini perwakilan Ahlul Bait Kediri, Ari Hakim LC perwakilan Kampung Inggris Pare, Khadimulloh Ketua Ahmadiyyah Kediri dan Kushartono Ketua Dep. Pendidikan PCTA Indonesia.
“Pada penutupan doa bersama ini kita gelar dialog kebangsaan bertajuk 'Kembalilah kepada Jatidiri Bangsa Indonesia'. Singkatnya doa sudah kita lakukan sejak bulan Mei atau 7 bulan lalu. Doa ini harus diikuti aksi nyata, tidak cukup hanya berdoa saja, tapi aksi nyata kembali kepada jati diri bangsa Indonesia harus kita lakukan bersama-sama,” ujarnya, Minggu (13/11/2022).
Pihaknya yakin kalau benar-benar kembali kepada jati diri bangsa Indonesia, bangsa ini akan menjadi mercusuar perdamaian dunia. Ia menyebut, jati diri bangsa adalah ciri khas, karakter, kepribadian bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
“Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, sang merah putih, Garuda Pancasila, NKRI, semua ini merupakan ciri khas Indonesia,” tuturnya didampingi Khadimulloh dan Juwaini.
Sementara itu, Kushartono, Ketua Harian Situs Ndalem Pojok, menyatakan sepakat yang utama adalah Pancasila. Ia menilai, jati diri bangsa ini jika disimpulkan adalah manunggalnya keimanan dan kemanusiaan.
"Bahkan Pancasila pernah ditawarkan dalam Sidang Umum PBB untuk dimasukkan dalam piagam PBB. Ini menunjukkan bahwa Pancasila adalah ciri khas Indonesia yang tidak dimiliki bangsa-bangsa lain," paparnya.
Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional
Berdasarkan konstitusi negara yakni Pembukaan UUD 1945 dan berlandaskan Ideologi negara Pancasila, para pendiri bangsa kita sudah konsensus bahwa jati diri bangsa Indonesia adalah manunggalnya keimanan dan kemanusiaan.
"Ini yang menjadi rohnya. Kalau dalam istilah Jawa manungaling kawulo Gusti. yang dijiwai jatidiri bangsa Indonesia, misalnya terkait kancah Indonesia di KTT G-20, jika benar-benar bangsa ini berpegang teguh pada jatidiri bangsa maka Indonesia akan dapat menyinari dunia,” kata pria yang juga Ketua Departemene Pendidikan PCTA Indonesia itu.
“Soal G20 misalnya, kita tidak miring ke kanan atau ke kiri, kita harus tegak lurus non blok, bebas aktif dengan berpegang teguh pada jati diri bangsa Indonesia, berpegang pada manunggalnya Ketuhanan Yang Maha Esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Kami berkeyakinan ini nanti Indonesia bisa menjadi super power perdamaian dunia,” pungkasnya. (uji/mar)
Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska Adakan Ujian Profesi Advokat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News